FeaturedLensa Nusantara

Tradisi Ziarah Jelang Ramadhan

Screenshot_2024-04-05-09-17-02-02_99c04817c0de5652397fc8b56c3b3817

Bondowoso – Ziarah/Nyekar (akosar) jelang Ramadhan ke makam, sebuah tradisi yang sudah mengakar wilayah tapal kuda bahkan di Indonesia. Tradisi ini bisa dilihat saat menjelang Ramadhan. Banyak orang berduyun dan meramaikan wilayah makam/kuburan, untuk sekedang membersihkan makam atau mendoakan yang telah meninggal.

Tradisi lain yang bisa kita amati menjelang Ramadhan adalah Punggahan, namanya bisa berbeda di lain tempat . Pada intinya tradisi ini bentuk hajatan menyambut Ramadhan. Biasanya diadakan di tempat berkumpulnya warga (seperti Musholla).

6728ecd88ab74cb1b023609657811a20
IMG-20240425-WA0040

Untaian kalimat doa pun terucap untuk mereka yang telah meninggal. Doa-doa ini ada yang teruntuk di satu makam ada puna yang melakukan di perempatan atau pojok jalan area makam. Terkadang peziarah yang tak tahu tempat atau makam yang akan diziarahi melakukan hal ini. Meringkas doa di perempatan atau pojokan jalan.

Selain melantunkan doa, hal lain yang dilakukan di makam adalah membersihkannya. Memang mungkin sudah ada juru kunci, namun tak semua makam bisa diperhatikannya. Peziarah membawa Clurit/Sabit atau peralatan lain yang digunakan untuk membersihkan sekitar makam. Rumput yang menjalar hingga kotoran lainnya yang tak menyedapkan mata pun menjadi perhatian.

iklan dalam

Tradisi Ziarah atau nyekar ke makam ini ternyata terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Seperti di wilayah Bali, menjelang Ramadhan pun ramai masyarakat yang melakukan ziarah atau nyekar ke makam keluarga atau leluhurnya. Di Jakarta pun, masyarakat memenuhi area makam/kuburan hingga membuat macet atau sulitnya keluar-masuk ke area makam menggunakan kendaraan.

Tradisi lain yang menarik menyambut Ramadhan adalah Punggahan. Nama Punggahan bisa jadi berbeda di setiap tempat. Punggahan merupakan tradisi yang dilakukan malam awal Ramadhan. Biasanya waktu diantara maghrib sampai isya.

Masyarakat membawa makanan yang di taruh di baki, nampan, leser atau pelepah pisang. Mereka berkumpul di satu tempat untuk melantunkan doa menyambut Ramadhan. Makanan yang dikumpulkan tadi selepas acara diambil oleh orang lain, jadi tiap orang tak akan mendapat yang mereka bawa sebelumnya.

Tradisi yang mirip hal ini bisa jadi adalah Munggahan di Sunda atau Megengan di Surabaya. Namun di wilayah lain seperti Kalimantan selatan pun melakukan hal ini, menyambut ramadhan dengan Punggahan meski mungkin nama yang disematkan untuk tradisi ini berbeda.

Dari kedua tradisi di atas menyiratkan Indonesia kaya akan tradisi. Jika didalamai, makna tradisi ziarah/nyekar sangat dalam. Masyarakat yang masih hidup mengingat kembali tujuannya untuk hidup hingga mengenang bagaimana perjuangan mereka yang telah meninggal. Tradisi Punggahan pula merupakan tradisi yang menmbah suasana Ramadhan untuk lebih khidmat. Semangat ber-Ramadhan, semoga manfaat dan keberkahan pada diri kita senantiasa bertumbuh.

 

IMG-20240429-WA0000
67f1cfdb785348099fb80d095209944c

Related posts

Tak Ada Korban Jiwa dan Kerusakan Akibat Gempa 6,7 SR di NTT

Ribuan Botol Miras Dimusnahkan Dihalaman Polres Situbondo

Jabat Perdana, Kades Kaliwining Wujudkan Keinginan Warga

error: Content is protected !! silahkan di menghubungi admin jika ingin copy conten ini ... terima kasih