FeaturedLensa NusantaraPolitik & Pemerintahan

Tolak People Power, PC Fatayat NU Gelar Khotmil Quran dan Doa Bersama Untuk NKRI

Screenshot_2024-04-05-09-17-02-02_99c04817c0de5652397fc8b56c3b3817

6728ecd88ab74cb1b023609657811a20
IMG-20240425-WA0040

Situbondo – Pengurus Fatayat NU Kabupaten Situbondo menggelar Khotmil Quran dan Doa serta Isriqosah bersama Untuk Merajut Kebersamaan dan Menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menggelar pernyataan sikap menolak People Power, Minggu (19/05/2019).

Kegiatan yang berlangsung di Kantor Nahdlatul Ulama Situbondo Jl. Madura No 79 Situbondo tersebut, dihadiri seluruh Pengurus Anak Cabang Fatayat NU se Kabupaten Situbondo dan Pengurus Cabang Fatayat NU Situbondo.

Ketua Umum PC Fatayat NU Situbondo Hj. Wawi Suciati mengatakan, kegiatan rutin Qiyamu Ramadhon Khotmil Quran dan doa bersama dalam merajut kebersamaan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dilaksanakan PC Fatayat NU di Kantor Nahdlatul Ulama Situbondo bertujuan agar Bangsa Indonesia mendapat perlindungan dari Allah SWT dari kejahatan orang-orang tak bertanggungjawab.

iklan dalam

“Kegiatan rutin ini kita lakukan setiap tahun, setiap bulan ramadhon. Kita akan terus meningkatkan program program lain yang ada di PC Fatayat NU. Kita berjuang untuk NU dan NKRI harga mati, ” kata Ketua PC. Fatayat NU Kabupaten Situbondo Wawi Suciati dihadapan PAC Fatayat NU yang mengikuti kegiatan doa bersama untuk menjaga NKRI.

Sementara itu, pembina Fatayat NU Kabupaten Situbondo, Ny. Hj. Djuwariyah Fawaid dalam keterangannya mengatakan, sudah sewajarnya apabila PC Fatayat NU Kabupaten Situbondo menolak People Power, karena gerakan people power salah satu gerakan melawan hukum.

“Gerakan poeple power yang akan dilakukan oleh orang-orang yang tak puas dengan hasil Pilres 2019 merupakan salah satu tindakan yang bisa memecahbelah negara kesatuan republik indonesia (NKRI). Oleh karena itu, kami sebagai orang-orang Fatayat NU siap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan mempererat tali silaturrahmi bersama masyarakat,” jelas istri almarhum KHR. Fawaid Syamsul Arifin pengasuh pondok Pesantren Salafiyah Safiyah Sukorejo, Situbondo.

Bukan hanya itu saja yang disampaikan Ny. Hj. Djuwariyah, namun dia juga mengatakan bahwa, kesepakatan pendiri bangsa dan alim ulama yang menyatakan NKRI sudah final dan wajib di jaga karena sudah sesuai dengan konsep Islam Rahmatan Lil Alamin di Indonesia.

“Kami bersama Fatayat NU akan berperan aktif untuk melanjutkan stabilitas keamanan yang kondusif dan tidak ikut-ikutan memperkeruh suasana dengan fitnah, provokasi, hasutan dan tindakan yang melawan hukum (inkonstitusional) serta patuh pada pemerintahan yang sah sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan agama serta negara,” tegas Hj. Djuwariyah.

Lebih lanjut, Ny. Djuwariyah mengatakan, siap menangkan aksi-aksi provokasi dari pihak-pihak yang tak bertanggungjawab dan senantiasa akan menaati peraturan dan perundang-undangan yang berlaku serta menolak gerakan people power yang menduduki kantor KPU RI dan Panwaslu RI di jakarta.

“Untuk itu saya mengajak kepada semua komponen masyarakat agar menghormati hasil keputusan rekapitulasi suara KPU, sebagai lembaga resmi dan berwenang untuk menetapkan kemenangan Presiden Wakil Presiden hasil Pemilu 2019,” pungkasnya. (ans)

IMG-20240429-WA0000
67f1cfdb785348099fb80d095209944c

Related posts

Astaga Resepsi Pernikahan Berubah Jadi Pesta Narkoba

Gandeng Baznas Camat Prajekan Serahkan Bantuan Pada Puluhan Anak Yatim

LRPPN-BI DAN LAN BANYUWANGI RUTIN SOSIALISASI BAHAYA NARKOBA

error: Content is protected !! silahkan di menghubungi admin jika ingin copy conten ini ... terima kasih