Peristiwa

TNI Bantah Bakar Rumah Warga Usai Baku Tembak di Tembagapura Papua

Screenshot_2024-04-05-09-17-02-02_99c04817c0de5652397fc8b56c3b3817

TIMIKA – tapalkudamedia.com

Satuan tugas (Satgas) operasi pembebasan kampung-kampung yang dikuasai kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua menegaskan bahwa TNI tidak melakukan pembakaran rumah bahkan yang di dalamnya ada bayi. TNI justru menyelamatkan bayi tersebut dari kebakaran.

6728ecd88ab74cb1b023609657811a20
IMG-20240425-WA0040

Komandan Satgas Kolonel Inf Frits Pelamonia mengatakan, siap bertanggung jawab jika memang TNI yang melakukan pembakaran terhadap rumah warga yang di dalamnya terdapat bayi tersebut.

“Jadi kalau masyarakat bilang kita bakar ini dan itu, mohon maaf. Saya Dansatgas berani bertanggung jawab, tidak ada seperti itu. Justru kita yang menyelamatkan bayi itu,” kata Frits Pelamonia usai menelusuri lokasi kontak tembak di Kampung Banti 1, Distrik Tembagapura, kemarin.

Sebelumnya, KKSB menuding bahwa seorang bayi yang dibakar oleh TNI di dalam rumah kemudian meninggal dunia pasca-terjadi baku tembak pada 1 April 2018.

Frits yang juga Komandan Brigif (Danbrig) 20/IJK menyangkal tudingan KKSB. Menurutnya, TNI lah yang menyelamatkan bayi tersebut saat anggota KKSB membakar rumah warga. Kini, bayi itu kondisi tubuhnya cacat dan telah diserahkan kepada kepala Kampung Banti 1.

“Kita diserang sama mereka, tapi kita masih bisa menyelamatkan bayi itu. Bayi itu cacat. Jadi yang tadi saya jelaskan, mereka bakar (rumah), mereka tinggalkan dan mereka mundur. Untung anggota masih bisa dengar suara tangis bayi itu, sehingga bisa langsung dobrak, ambil, lalu bawa keluar,” tuturnya.

“Itu bukti bahwa kita TNI tidak ada sama sekali seperti itu,” imbuhnya.

TNI melihat puing-puing rumah warga yang terbakar

iklan dalam

Pada Jumat kemarin, TNI mengajak para wartawan melihat langsung lokasi baku tembak antara TNI dengan KKSB di Tembagapura pada 1 dan 2 April 2018.

Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi mengatakan, mereka mengajak wartawan ke lokasi untuk membuktikan bahwa TNI tidak menyerang warga, malah warga menerima kehadiran TNI.

Pendeta Hengki Magal yang juga tokoh masyarakat di Kampung Waa-Banti, Distrik Tembagapura, mengakui bahwa pembakaran fasilitas umum berupa rumah sakit, gedung sekolah dan belasan rumah warga dilakukan oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) atau KKSB.

“Jadi kami semua lihat. Antara kita, TPN-OPM, mereka masuki tempat ini dan mereka injak masyarakat. Kita juga tinggal sama mereka, tapi akhirnya mereka bakar rumah sakit, sekolah dan lain-lain,” kata Hengki Magal kepada awak media di Kampung Banti 1.

Menurut Hengki, masyarakat setempat saat ini dalam posisi netral antara KKSB dan TNI. Saat terjadi kontak tembak, masyarakat yang memilih aman hanya tinggal di kamar rumah dalam kondisi ketakutan.

“Kami tidak bisa bergerak, namun Tuhan ada sehingga pada kesempatan ini Tuhan berikan kesempatan kepada kami, Tuhan menyelamatkan umatnya maka sekarang kami bertemu dengan TNI-Polri. Mereka pihak yang satu itu sudah mundur ke belakang,” terangnya.

 Sementara itu, saat penelusuran ke lokasi kontak tembak di Kampung Banti 1, pasukan TNI bersama awak media menyusuri gunung-gunung yang terjal sekira 4 kilometer. Aparat juga memeriksa rumah-rumah warga baik yang telah terbakar maupun yang belum.

Ditemukan satu buah noken berisikan dokumen Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) terdiri dari dua lembar surat yang ditandatangani Jenderal Kelly Kulalok, Panglima TPNPB Pembela Hak-hak Dasar Kemanusiaan, berisi seruan kepada masyarakat tujuh suku untuk bersatu terkait aktivitas penambangan yang mengalirkan limbah ke kampung/desa sekitar Tembagapura.

Surat kedua dikeluarkan oleh Markas Kodap III dan ditandatangani oleh John J Uamang tahun 2016. Surat itu terkait permintaan sumbangan wajib bagi masing-masing kampung/desa untuk memberikan dana kepentingan politik sebesar Rp25 juta.

Tidak hanya dokumen, ditemukan juga empat pucuk senjata, senapan angin dengan kaliber, amunisi, busur panah, parang maupun kampak.

“Operasi ini belum selesai. Masih melaksanakan penyisiran-penyisiran, pembersihan-pembersihan. Termasuk tadi dokumen, kita dapat semua. Dengan dokumen itu bahwa kampung ini benar-benar dikuasai sama mereka,” ujar Frist.

“Dokumen bahwa pergerakan mereka ke depan bagaimana, itu ada semua. Juga kita mendapat daftar nama dalam buku pasukannya ada berapa orang.”(sal)

IMG-20240429-WA0000
67f1cfdb785348099fb80d095209944c

Related posts

Nelayan Arjasa Diseret Ombak , Nyaris Hilang

Dandim 0822 Bondowoso Dampingi Gubernur Jatim Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Isi Bensin di SPBU Situbondo, Motor Warga Bondowoso Terbakar

error: Content is protected !! silahkan di menghubungi admin jika ingin copy conten ini ... terima kasih