FeaturedLensa Nusantara

Cara Jitu Tanamkan Nilai Pancasila pada Generasi Milenial

Screenshot_2024-04-05-09-17-02-02_99c04817c0de5652397fc8b56c3b3817

JAKARTA– Pancasila merupakan sebuah landasan dasar ideologi bangsa yang harus dipahami, sehingga dapat membentuk jati diri Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Namun di era milenial, nilai-nilai luhur Pancasila sudah tidak lagi terjaga dengan baik.

Pada kenyataanya, banyak generasi milenial atau biasa disebut kids jaman now suka menerabas nilai luhur dari Pancasila itu sendiri, sehingga Pancasila pun sudah tidak memiliki makna sesungguhnya.

6728ecd88ab74cb1b023609657811a20
IMG-20240425-WA0040
Rektor Universitas Pancasila Prof Wahono Sumaryono mengatakan, pihaknya saat ini memiliki cara jitu dalam mengatasi anak jaman sekarang yang kerap kali menyampingkan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat. Misalnya, bagaimana kita menanamkan pemahaman nilai Pancasila yang cocok, bagaimana kita menggunakan media agar mereka akrab terutama media sosial, komputer grafik untuk menyebarkan nilai Pancasila.
iklan dalam

“Diambil filosofinya yang cocok seperti sila ketuhanan, kita tarik agar mereka kreatif menyayangi sesama. Itu dikemas dalam bahasa yang cocok dengan anak gaul. Soal moral, kita contohkan dalam organisasi kita himbau jangan memaksakan kehendak, jangan memandang status ataupun kesukuan, berikan soal kepemimpinan lalu kita latih dalam kelompok mereka untuk selalu menjunjung tinggi musyarawah, kalau mentoknya voting,” ucapnya kepada okezone di gedung rektorat Universitas Pancasila Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (1/6/2018).

Menurut Prof Wahono, era milenial penuh perubahan, gejolak dan teknologi, Khususnya teknologi komunikasi dan informasi. Dalam hal ini, anak yang dikategorikan berusia di bawah 29 tahun, mereka memiliki tiga kelebihan, pertama kreatif yaitu pemikirannya banyak dipengaruhi arus informasi, confident besar karena terlalu tinggi, ketiga conencted itu berhubungan satu sama lain baik dunia nyata maupun maya.

 

“Ada kelebihan pasti ada kekurangannya nah kekurangannya cuek kurang mau peduli dengan yang lain, seneng nerabas tanpa melewati proses cepat serba instan. Padahal proses kematangan semua butuh proses. Kalau gak percaya proses tapi kita gak bisa menyalahkan karena hidup di zaman sekarang ini,” jelasnya.

Dirinya menuturkan, cara tersebut dinilai efektif dalam menanamkan nilai Pancasila di era milenial seperti saat ini. Salah satunya seorang akademis dari Universitas Pancasila. Dalam ujian praktek kerja lapang sekelompok mahasiswa dan mahasiswi tersebut dapat membatu sebuah desa yang terisolir dari dunia luar.

“Saya bersyukur anak-anak sudah praktek kerja lapangan di desa leuwi sarden dekat Bogor yang terisolir, ini dilakukan oleh jurusan tehnik mereka buka jalan setapak dan membuka listrik, kepala desanya juga akhirnya menamakan jalan universitas pancasila itu dari sumbangan anak anak dan dosen,” imbunya.(feb)

IMG-20240429-WA0000
67f1cfdb785348099fb80d095209944c

Related posts

Puting Beliung Porak Porandakan 15 Rumah di Candipuro

Redaksi Tapalkuda

Diduga Karena Kelelaahan, Nelayan Mimbo Tenggelam di Perairan Ketapang

DANSEKTOR 2 KAPTEN ARM EDI MULYONO PIMPIN BANTU PENGERUKAN TANAH SELOKAN DI DESA SEMPOL AKIBAT BANJIR BANDANG IJEN

error: Content is protected !! silahkan di menghubungi admin jika ingin copy conten ini ... terima kasih