JAKARTA– Pancasila merupakan sebuah landasan dasar ideologi bangsa yang harus dipahami, sehingga dapat membentuk jati diri Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Namun di era milenial, nilai-nilai luhur Pancasila sudah tidak lagi terjaga dengan baik.
Pada kenyataanya, banyak generasi milenial atau biasa disebut kids jaman now suka menerabas nilai luhur dari Pancasila itu sendiri, sehingga Pancasila pun sudah tidak memiliki makna sesungguhnya.
“Diambil filosofinya yang cocok seperti sila ketuhanan, kita tarik agar mereka kreatif menyayangi sesama. Itu dikemas dalam bahasa yang cocok dengan anak gaul. Soal moral, kita contohkan dalam organisasi kita himbau jangan memaksakan kehendak, jangan memandang status ataupun kesukuan, berikan soal kepemimpinan lalu kita latih dalam kelompok mereka untuk selalu menjunjung tinggi musyarawah, kalau mentoknya voting,” ucapnya kepada okezone di gedung rektorat Universitas Pancasila Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (1/6/2018).
Menurut Prof Wahono, era milenial penuh perubahan, gejolak dan teknologi, Khususnya teknologi komunikasi dan informasi. Dalam hal ini, anak yang dikategorikan berusia di bawah 29 tahun, mereka memiliki tiga kelebihan, pertama kreatif yaitu pemikirannya banyak dipengaruhi arus informasi, confident besar karena terlalu tinggi, ketiga conencted itu berhubungan satu sama lain baik dunia nyata maupun maya.
“Ada kelebihan pasti ada kekurangannya nah kekurangannya cuek kurang mau peduli dengan yang lain, seneng nerabas tanpa melewati proses cepat serba instan. Padahal proses kematangan semua butuh proses. Kalau gak percaya proses tapi kita gak bisa menyalahkan karena hidup di zaman sekarang ini,” jelasnya.
Dirinya menuturkan, cara tersebut dinilai efektif dalam menanamkan nilai Pancasila di era milenial seperti saat ini. Salah satunya seorang akademis dari Universitas Pancasila. Dalam ujian praktek kerja lapang sekelompok mahasiswa dan mahasiswi tersebut dapat membatu sebuah desa yang terisolir dari dunia luar.
“Saya bersyukur anak-anak sudah praktek kerja lapangan di desa leuwi sarden dekat Bogor yang terisolir, ini dilakukan oleh jurusan tehnik mereka buka jalan setapak dan membuka listrik, kepala desanya juga akhirnya menamakan jalan universitas pancasila itu dari sumbangan anak anak dan dosen,” imbunya.(feb)