FeaturedKesehatanLensa NusantaraPolitik & Pemerintahan

Tohari Menilai Pilihan Prioritas Pembagunan Bidang Kesehatan di Bondowoso Belum Sesuai

Screenshot_2024-04-05-09-17-02-02_99c04817c0de5652397fc8b56c3b3817

Bondowoso – H.Tohari Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bondowoso menyampaikan bahwa pilihan prioritas pembagunan di Bondowoso belum sesuai.

Hal itu disampaikan Tohari menanggapi banyaknya keluhan warga karena tidak kebagian kamar di Puskesmas dan RS. Bahkan beberapa harus antre dan menunggu pasien yang pulang ,disampaikan padanya.

6728ecd88ab74cb1b023609657811a20
IMG-20240425-WA0040

Dikatakan bahwa Status UHC (Universal Health Coverage) yang disandang Pemkab Bondowoso menjamin warga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara adil, khususnya bagi warga dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah ternyata tak berbanding lurus dengan realitanya.

“Dengan status UHC, warga Bondowoso bisa berobat gratis di puskesmas. Namun sayangnya, hal itu tidak diimbangi dengan fasilitas kesehatan yang memadai,”ungkapnya saat dikonfirmasi, Rabu 1/05/2024.

Akibatnya, kata Tohari banyak pasien yang semestinya dirawat inap justru tidak kebagian kamar di puskesmas dan rumah sakit (RS).

Pria yang juga Ketua Fraksi PKB ini
mengatakan bahwa saat ini yang menjadi PR adalah fasilitas kesehatan. Baik infrastruktur di rumah sakit dan Puskesmas maupun alat kesehatannya.

“Beberapa Puskesmas sekarang banyak butuh rehab dan pembangunan. Gedung-gedung Puskesmas banyak yang tidak layak,” tegasnya.

Bahkan kata Tohari rata-rata di Puskesmas selalu penuh pasien sehingga banyak yang tidak kebagian ruang inap.

iklan dalam

Bakal Calon Wakil Bupati Bondowoso ini juga mengungkapkan bahwa ,tidak hanya di Puskesmas, di rumah sakit sering kehabisan ruang inap khususnya untuk ruang kelas III. Apalagi pemegang BPJS Kesehatan ada di kelas III.

“Sehingga kelas III ini perlu ada penambahan,” harapnya.

Ia menjelaskan setiap kali dirinya ke rumah sakit. Sudah bisa hampir dipastikan ruang UGD selalu penuh. Ternyata setelah ditanyakan ke pihak RS, ternyata pasien itu antre untuk mendapatkan ruang inap.

“Jadi pasien yang mau pulang, sudah ada yang nunggu kamarnya, sudah ada yang antre,” paparnya.

Menurutnya ,Kendati banyak pasien yang datang ke rumah sakit bukan berarti tingkat kesehatan menurun.

Namun sekarang masyarakat sudah tidak khawatir soal biaya karena sudah UHC dan ditanggung pemerintah, sehingga mereka berani berobat ke RS.

“Sekarang mereka datang ke rumah sakit. Sementara rumah sakit tidak ada penambahan fasilitas, kan tidak berbanding lurus dengan program prioritas ,” tukasnya.

Jadi  layanan kesehatan gratis harus diimbangi oleh fasilitas kesehatan yang memadai. Baik SDM, infrastruktur dan alat kesehatan.

Dilain sisi Tohari mengapresiasi RS swasta dan sejumlah klinik baru di Bondowoso. Keberadaannya sangat membantu dalam penanganan kesehatan.

Ia mengucapkan terima kasih ada beberapa swasta yang mendirikan beberapa klinik kesehatan. Ini akan menampung pasien yang belum ditangani rumah sakit umum.

“Harus kerja sama antara rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta, yang penting pelayanan kepada masyarakat harus diutamakan,”pungkasnya.

IMG-20240429-WA0000
67f1cfdb785348099fb80d095209944c

Related posts

Fire Charger Temuan Siswi SMKN 3 Bondowoso Membawanya Jadi Pemuda Pelopor Bidang Inovasi dan Teknologi

DANRAMIL 0822/06 TAMANAN MENGHADIRI PENETAPAN DAN UNDIAN NOMOR URUT CALON KEPALA DESA

Komisi II DPRD Situbondo Tangani Pemulihan Ekonomi di Tengah Pandemi Covid-19, Begini Kata Hadi Prianto

error: Content is protected !! silahkan di menghubungi admin jika ingin copy conten ini ... terima kasih