FeaturedPariwisata & Budaya

Peningkatan Pariwisata Bondowoso Membutuhkan Anggaran yang Memadai

Screenshot_2024-04-05-09-17-02-02_99c04817c0de5652397fc8b56c3b3817

Bondowoso – Saya sangat mengapresiasi kebijakan pemerintah terhadap pembangunan Destinasi Wisata. Tidak tanggung-tanggung. Tujuannya ialah menjadikan kawasan Bondowoso sebagai kawasan pariwisata bertaraf internasional. Untuk mempercepat laju pembangunan tersebut,  perlu keseriusan perwujudan ide pembangunan  destinasi wisata.
Hal tersebut disampaikan kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur ,Senin 06 /08/2018.
Menurut Harry Terlepas dari konsep kawasan Kawah ijen menjadi Monaco of Asia, sebenarnya sudah lama sebagai incaran wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Harry mengaku  telah menyaksikan bagaimana tourist mancanegara sungguh menikmati alam indah Bondowoso terutama dikawasan wisata Kecamatan Ijen dan segala potensi wisata di Republik Kopi.
“Jauh sebelum munculnya cita-cita Bondowoso sebagai Negeri Indah Kepingan Surga ini telah tampak animo masyarakat internasional untuk mengunjungi Kawasan wisata di Bondowoso,’ harapnya.
Lebih dari sekadar berkunjung kata Harry, masyarakat internasional telah menunjukkan simpati dan cinta terhadap masyarakat di kawasan Bondowoso. Bentuk konkret dari cinta itu telah ditunjukkan dengan tertariknya Warga manca negara tertarik dengan Kopi Bondowoso.
“Akan tetapi, laju peningkatan jumlah tourist ke Bondowoso memang terkesan lambat. Sangat masuk akal bahwa laju pertambahan tourist dari tahun ke tahun meningkat tipis, kalau tidak mau mengatakan stagnan. Penyebabnya jelas, kurangnya sentuhan dari berbagai pihak untuk menata wajah Bondowoso ini agar tetap menawan dan layak dipromosikan bagi dunia internasional,betapa tidak , sejatinya Bondowoso jika beharap Pariwisata ini berkembang layak menjadi OPD tipe A,” ungkapnya.
Lanjutnya, Campur tangan pemerintah  dan masyarakat diharapkan terutama melalui kegigihan pemerintah untuk tetap setia menjaga kawasan Bondowoso. Kesetiaan itu sangat dituntut ketika berhadapan dengan pihak-pihak yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan hidup  . Kebijakan pemerintah yang tidak boleh ditawar-tawar adalah  kebijakan yang pro lingkungan  dan melestarikan situs-situs budaya yang ada di dalamnya.
“Ketika Bagian Kebudayaan pengelolaannya dibagian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ,Ide saya madek karena program yang terkait wisata megalitikum ini sudah dibawah naungan OPD lain,’ ujarnya.
Patut disayangkan juga bahwa selama ini pembangunan sarana dan prasarana transportasi untuk menjangkau daerah wisata di kawasan Ijen misalnya wisatawan lebih memilih lewat Banyuwangi karena dianggap lebih mudahi,padahal di Paltuding banyak aset wisata Bondowoso ,”Semoga kedepan pemerintah memberikan perhatian kusus tentang sarana dan prasarana pariwisata Bondowoso yang tentunya dapat meningkatkan PAD,” imbuhnya.
Jika demikian, pembangunan di kawasan wisata tidak boleh mengabsenkan analisis sosial-antropologi. Analisis ini bersifat fundamental apabila ingin mewujudkan pariwisata bertaraf internasional  .
“Pembangunanpariwisata Bondowoso ini kita konsep berdasar pada analisis sosial-antropologi. Berangkat dari analisis sosial-antropologi, sebanyak mungkin diserap informasi, data dan teori tentang masyarakat di kawasan Bondowoso. Hal itu berkaitan dengan budaya dan gambaran kehidupan masyarakat ,” tukasnya.
Seraya merancang anggaran dan desain pariwisata di daerah ini, kita sudah harus mengupayakan pendidikan pariwisata ataupun sosialisasi kepariwisataan terhadap masyarakat di kawasan ini. Maksudnya adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat sebagai masyarakat kawasan pariwisata.
“Pembangunan fisik dan mental harus berjalan bersama. Dalam rangka pembangunan mental tersebut, upaya pendekatan yang sangat elegan ialah pemerintah bekerjasama dengan tokoh-tokoh masyarakat dan para pemuka agama. Organisasi-Organisasi Kemasyarkatan dan Pemuda juga hendaknya dianimasi agar menjadi mitra pemerintah dalam mewujudkan pembangunan dan tentunya hal ini tidak terlepas dari anggaran yang disediakan APBD.
Bagaimanapun, kebijakan untuk mengelola kawasan Wisata sebagai kawasan pariwisata yang mumpuni tidak terlepas dari cita-cita untuk menyejahterakan masyarakat di kawasan ini. Masyarakat harus didukung agar tidak tercabut dari akarnya dan bahkan tidak melarat karena hanya menjadi penonton di tengah riuhnya suasana pembangunan. Kesejahteraan masyarakat hendaknya menjadi intensitas utama pembangunan.
“Dengan demikian, konsep yang digagas pemerintah untuk menjadikan kawasan Bondowoso sebagai destinasi wisata merupakan konkretisasi cita-cita pemerintah untuk mewujudkan destinasi wisata unggulan  dan kesejahteraan masyarakat. Bila tidak, konsep tersebut adalah konsep utopis belaka dan yang terpenting adalah anggaran yang memadai , agar kita bisa maksimal dalam meningkatkan pariwisata Bondowoso,” pungkasnya.

IMG-20240429-WA0000
67f1cfdb785348099fb80d095209944c

Related posts

Gaji PNS Naik 5%, Anggaran Ditambah Rp6 Triliun

Debit Air Sungai Jompo Tiba -Tiba Naik,Disertai Bongkahan Kayu

Kendaraan Oleng….Brak Grandlivina Membentur Body Samping Kanan Xenia

error: Content is protected !! silahkan di menghubungi admin jika ingin copy conten ini ... terima kasih