Situbondo – Desa Tambak Ukir adalah desa yang ternyata menyimpan sejumlah potensi, baik sumber daya alamnya atau juga sumber daya manusia (SDM) nya.
Tambak Ukir, Kecamatan Kendit berjarak kurang lebih 17 kilo meter dari kota Situbondo. Bila dikatakan terpencil, memang iya, namun orang tidak akan menduga sebelumnya bahwa di desa itu ada menyimpan potensi kreatifitas yang dimiliki putra kelahiran desa tersebut yang menjalankan bisnis UMKM.
Adalah Mohammad Irsyad, (47) yang selalu memiliki inspirasi untuk ‘menyulap’ sebilah kayu atau papan semula biasa saja lalu menjadi kayu yang sedap dipandang mata.
Mohammad Irsyad yang mewarisi bakat seni pahat dari sang ayah sejak dia bersekolah di SD itu telah mampu menyedot perhatian para pecinta benda – benda kayu ukir ber-estetika seni dari seluruh penjuru tanah Jawa, bahkan manca negara, seperti Jepang, China juga India.
Ketika media online ini mendatangi rumah mungilnya yang pintu masuknya berukir kayu di Dusun Krajan, bapak dari 3 anak itu sedang duduk santai sembari membolak – balikkan lembaran buku berisi gambar sketsa pesanan para pelanggannya.
“Hoby dan kesenangan mengukir saya pada mulanya berawal saat saya senang melukis di kertas di usia sekolah,” ujarnya membuka cerita masa awal kreatifnya, Sabtu, (20/7).
Pria dengan uban sedikit di kepalanya itu juga membeber asal para pemesan karyanya.
- Sah ,KPU Bondowoso Tetapkan Perolehan Kursi dan Calon Terpilih Anggota DPRD Pemilu 2024
- Peringati Hardiknas ,Forpimda Bondowoso Lakukan Flash Mob ,Pembagian Santunan dan Penyerahan Piagam Pemuda Pelopor
- Perjuangkan Kesejahteraan Kaum Buruh Disnakertrans Banyuwangi Berkomitmen Diperingatan Hari Buruh
- Partai Berlambang Bumi Dan Sembilan Bintang Banyak Diminati Bakal Calon Bupati di BanyuwangiÂ
- Tohari Menilai Pilihan Prioritas Pembagunan Bidang Kesehatan di Bondowoso Belum Sesuai
“Kalau orang Jepang suka ukiran bergambar naga di kayu sepanjang 7 meter, orang India juga suka gambar naga dan ular,” paparnya lagi, tanpa menyebutkan harga.
Ada juga sebongkah kayu yang diukir menjadi bentuk wanita penari, serta sejumlah topeng yang dipajang di dinding.
“Ada juga patung setengah badan dari kayu pesanan pak kades Balung,
kalo yang di bingkai ini patung kayu yang menceritakan seorang pria berkelahi sedang dililit ular,” pungkas seniman ukir otodidak itu kepada
tapalkudapost.com,Sabtu (20/7).
Ketika ditanya apakah pihak pemerintah peduli atas jiwa kreatifnya, ia mengatakan tidak terlalu berharap akan kepedulian pemerintah. (ans)