FeaturedLensa Nusantara

Mendigdayakan Nahdlatul Ulama, Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru

Screenshot_2024-04-05-09-17-02-02_99c04817c0de5652397fc8b56c3b3817

tapalkudapost.com Menapaki abad kedua usianya, Nahdlatul Ulama (NU) ingin menjadi lebih digdaya, dengan harapan kedigdayaan itu mampu membuatnya memberi sumbangsih lebih besar kepada umat, bangsa, dan peradaban dunia. Di tengah masyarakat yang berhadapan dengan perubahan cepat di berbagai lini kehidupan, NU diharapkan bisa tetap berada di tengah publik dan membantu warga dalam proses transformasi itu.

NU didirikan 16 Rajab 1344 H sehingga dalam penanggalan hijriah akan berusia 100 tahun pada 16 Rajab 1444 H yang jatuh pada hari Selasa (7/2/2023). Rangkaian persiapan Resepsi Puncak Satu Abad NU di Sidoarjo, Jawa Timur, sejauh ini berjalan lancar. Pantauan di Gelora Delta Sidoarjo, Minggu (5/2), sejumlah pekerja tengah merampungkan panggung utama. Saat bersamaan, pasukan TNI menggelar apel dan simulasi pengamanan.

6728ecd88ab74cb1b023609657811a20
IMG-20240425-WA0040

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang juga Ketua Panitia Daerah Resepsi Harlah Satu Abad NU memastikan semua persiapan lancar. Dia mendampingi langsung peserta yang akan tampil, seperti Muslimat NU, Gerakan Pemuda Ansor, dan Ishari (kelompok kesenian hadrah). ”Ini dedikasi kita untuk satu abad NU. Sekali lagi, berilah penampilan terbaik,” katanya.

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mengatakan, untuk menyukseskan acara yang disebutnya akan dihadiri lebih dari sejuta orang, dia telah menerbitkan surat edaran kepada dunia pendidikan. Isinya agar semua kegiatan pembelajaran di sekolah digelar dalam jaringan. ”Selain itu, seluruh aktivitas perkantoran dan industri atau pabrik juga telah diimbau menerapkan pola kerja work from home. Alhamdulillah mereka mendukung,” kata Muhdlor.

Ketua Umum Pengurus Besar NU KH Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya mengatakan, tema peringatan, ”Mendigdayakan Nahdlatul Ulama, Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru”, dipilih untuk mengajak dan membangkitkan semangat warga NU. Mengingat, NU berpotensi menjadi kekuatan besar jika dikelola dengan baik. Dengan demikian, NU tidak hanya sekadar berdaya, tetapi bisa digdaya.

Melangkah ke abad kedua, ia ingin agar NU bisa menghadirkan peran lebih signifikan di tingkat nasional dan global. Hal itu sejalan dengan visi besar para pendiri NU yang tidak hanya ingin mengambil peran dalam merawat Indonesia, tetapi juga umat Muslim di dunia.

”Ini tugas yang berat sekali, dan untuk bisa menjalankan tugas itu dengan baik, lagi-lagi NU butuh untuk menjadi digdaya, bukan hanya berdaya,” ucap Gus Yahya di sela kesibukan mengisi acara Gagas RI yang diselenggarakan KG Media di Menara Kompas, Jakarta, akhir Januari 2023.

iklan dalam

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menjelang konferensi pers Resepsi Puncak Satu Abad Nahdlatul Ulama di Kantor Pusat PBNU, Jakarta, Jumat (27/1/2023). Acara Puncak Resepsi Puncak Satu Abad Nahdlatul Ulama ini akan diselenggarakan di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Sidoarjo, Jawa Timur, pada Senin (6/2/2023) dan Selasa (7/2/2023) mendatang.

Oleh karena itu, Gus Yahya mengajak seluruh warga NU menjalankan strategi yang lebih sistematis dan tegas guna mengaktualisasikan potensi- potensi kekuatan besar dari NU. Hal ini diperlukan agar NU bisa sungguh-sungguh hadir secara signifikan dalam menjalankan perannya.

Di samping itu, ia mendorong kerja sama lebih kuat dengan sejumlah pihak, termasuk umat beragama lain secara nasional maupun internasional. Sebab, permasalahan dunia yang saat ini dihadapi pada dasarnya merupakan masalah kemanusiaan secara keseluruhan.

Dalam jajak pendapat Litbangyang dilakukan pada 24-26 Januari, sebanyak 81,1 persen responden sangat yakin dan yakin NU akan memberikan peran atau manfaat yang makin baik untuk Indonesia. Namun, saat ditanya per sektor, responden menilai peran NU di bidang pemberdayaan ekonomi dan kesehatan masih perlu dioptimalkan.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan, selama satu abad, NU telah menjalankan berbagai peran di bidang dakwah, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. NU dinilai telah berhasil melakukan konsolidasi melalui penguatan organisasi dan peran yang konkret di masyarakat.

Pada abad kedua, ia berharap ada penguatan peran NU di bidang lain, di antaranya ilmu pengetahuan, teknologi, perempuan, dan kontribusi di tingkat internasional. NU mesti menjadi bagian untuk menghadapi persoalan yang dihadapi dunia.

Wakil Presiden Ma’ruf Amien saat wawancara khusus dengan Kompas di Kediaman Resmi Wakil Presiden, Jakarta, saat menerima Kompas, Rabu (1/2/2023). Pada wawancara khusus tersebut berbagai isu aktual seperti peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama, penanganan narapidana terorisme, hingga perombakan kabinet menjadi materi yang ditanyakan Kompas.

Sementara itu, Ketua DPR Puan Maharani menilai, selama seabad berdiri, NU telah berperan besar terhadap peradaban di Indonesia, terutama bagi umat Muslim. Usia satu abad tersebut mesti menjadi tonggak loncatan kemajuan NU di bidang keagamaan dan kemasyarakatan pada masa mendatang. Ia meyakini ke depan NU mampu lebih banyak memberi manfaat untuk bangsa dan negara.

”Saya tidak meragukan komitmen NU sebagai benteng NKRI, yang sejak masa kemerdekaan hingga kini telah membuktikan membawa banyak kemaslahatan untuk umat Muslim dan masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Secara khusus, Puan mengapresiasi pembentukan NU Woman, satuan tugas perempuan NU yang difungsikan untuk mendampingi masyarakat dalam menghadapi isu besar dan strategis. Sebab, peran perempuan sangat penting dalam pembangunan bangsa sehingga harus bisa menjadi agen perubahan dan menghadirkan solusi atas permasalahan bangsa.

Pemilihan fokus isunya pun sangat relevan, yakni penguatan perlindungan perempuan dan anak, perubahan iklim yang menjadi fenomena global, serta pemberdayaan perempuan NU secara ekonomi, sosial, dan politik yang berkeadilan.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menilai, NU berhasil melakukan mobilitas sosial vertikal yang amat pesat. Warga nahdliyin kini bisa menduduki berbagai jabatan politik, pimpinan TNI/Polri, anggota DPR, serta kepala daerah. Capaian itu, dinilainya, sulit terwujud pada era 1960 hingga 197-0an.

”Capaian NU yang bisa mengirim orang-orangnya ke berbagai posisi penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara itu memperkuat ikatan kebangsaan. Ini harus ditingkatkan,” ucapnya.

Guru Besar Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Ali Munhanif menilai, di abad kedua usianya, NU diharapkan memperkuat perannya dalam transformasi masyarakat ke arah modern. Karakter santri yang moderat dan berakhlak baik harus tetap dipegang teguh. Namun, santri juga harus mampu bersaing di pasar kerja.

Pesantren yang memang dikelola oleh tokoh-tokoh nahdliyin tidak boleh hanya mengkaji masalah agama semata. Pesantren harus bertransformasi sebagai jendela kecil perubahan dari masyarakat kultural-tradisional menjadi masyarakat yang lebih modern. Ini mensyaratkan perubahan kurikulum pendidikan di pesantren yang disesuaikan dengan perkembangan terkini. Santri harus dibekali keterampilan yang dibutuhkan dunia kerja.

”Pesantren masih menjadi harapan masyarakat. Tetapi, kalau melulu mengkaji bidang agama tanpa keberanian membuat terobosan, akhirnya akan dihadapkan pada generasi yang tidak siap pada tuntutan lapangan kerja,” ujarnya.

Selain itu, NU juga diharapkan ikut serta dalam mengawal program pemberdayaan, pembangunan sumber daya manusia yang memiliki keahlian sehingga bisa terserap di lapangan kerja. Dengan demikian, kiprah NU dalam pertumbuhan ekonomi pada abad kedua usianya bisa semakin signifikan.

IMG-20240429-WA0000
67f1cfdb785348099fb80d095209944c

Related posts

Waspadai Sakit Kepala dan Sesak

Pesona Dejawatan Banyuwangi bak Lord of The Ring Indonesia

Hj. Susiana Syaifullah : Pandemi Covid -19 Semampunya Berbagi Kasih dengan Sesama di Bulan Ramadhan

error: Content is protected !! silahkan di menghubungi admin jika ingin copy conten ini ... terima kasih