Bondowoso – Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Bondowoso menggelar diskusi ekonomi dan buka bareng sambil berdiskusi untuk merespon persoalan Perusakan Cagar Budaya oleh pabrik triplek di Pekauman, Kecamatan Grujugan, Bondowoso, Jawa Timur,(30/5/2019)
Acara diskusi tersebut mengangkat tema “Menggali potensi ekonomi dari jendela kebudayaan menuju Bondowoso Melasat dan Jatim sejahtera”.
Ketua Mandataris ISNU Bondowoso, Moh Abdul Kholik mengatakan, ngabuburit dan diskusi ini merupakan agenda pertama PC ISNU Bondowoso, meskipun kepengurusan masih belum dilantik.
“Ini agenda awal kami, meski kami masih belum dilantik setidaknya kami berupaya memulai membuat program yang bermanfaat untuk Bondowoso kedepan,” tuturnya saat memberikan sambutan di acara ngabuburit dan buka bareng ISNU di Pendapa Bupati Bondowoso, Kamis (30/5/2019) malam.
Saat ini, menurut Kholik, di Bondowoso ada konflik yang terdapat dua kepentingan. Antara kepentingan ekonomi dan kepentingan kebudayaan.
Diskusi yang digelar, menurutnya, ISNU Bondowoso hanya berdiskusi sebatas edukasinya, bukan bergerak dalam menyikapi kebijakan dan urusan lain-lainya.
Dia juga berencana, dalam waktu dekat akan membantuk dan menata kepengurusan ISNU sampai ke tingkat Pengurus Anak Cabang (PAC) guna mengkonsolidasikan serjana-serja warga nahdliyin baik yang ada di tingkat kecama, maupun ditingkat desa.
Sementara ketua tanfiziyah PC NU Bobdowoso, KH Mas’ud Ali berharap, Pengurus ISNU yang baru untuk mengkonsolidasikan program kegiatan dan mewujudkan kepengurusan ISNU di tingkat anak cabang.
“Semoga kegiatan ISNU kedepan tidak hanya ada ditingkat cabang, namun juga ada sampai ditingkat PAC,” harapnya.
Turut hadir di acara itu, pengurus PC NU Bondowoso, Pengurus Wilayah ISNU Jatim, Muhammad Daud, dan narasumber berkopeten, diantaranya, Prof Dr. KH Abdul Halem Suebahar (tokoh pendidikan Islam Bondowoso, Kristiawan Agung (pemerhati budaya), Dr Honest Molasy (peneliti sekaligus dosen Unej)