Pariwisata & Budaya

Filosofi Gandrung Banyuwangi

Screenshot_2024-04-05-09-17-02-02_99c04817c0de5652397fc8b56c3b3817

tapalkudamedia.com , Banyuwangi – Gandrung merupakan kesenian tari tradisional asli Banyuwangi, sebuah kota yang berada di bagian ujung Jawa Timur. Gandrung pertama kalinya ditarikan oleh para lelaki yang didandani seperti perempuan.

Konon menurut sejumlah sumber, kelahiran Gandrung ditujukan untuk menghibur para pembabat hutan, mengiringi upacara minta selamat, berkaitan dengan pembabatan hutan yang angker.

6728ecd88ab74cb1b023609657811a20
IMG-20240425-WA0040

Pada mulanya gandrung hanya boleh ditarikan oleh para keturunan penari gandrung sebelumnya, namun sejak tahun 1970-an mulai banyak gadis-gadis muda yang bukan keturunan gandrung yang mempelajari tarian ini dan menjadikannya sebagai sumber mata pencaharian di samping mempertahankan eksistensinya yang makin terdesak sejak akhir abad ke-20.

iklan dalam

Tari gandrung juga merupakan sebuah ritual yang ditujukan untuk mengungkapkan kekaguman masyarakat Banyuwangi pada Dewi Sri, seorang dewi yang dalam mitologi Hindu Jawa Kuno dianggap sebagai Dewi Padi atau Dewi kesejahteraan yang telah memberikan hasil panen berlimpah pada masyarakat.

Busana penari gandrung terdiri dari baju yang terbuat dari beludru berwarna hitam, dihias dengan ornamen kuning emas, serta manik-manik yang mengkilat dan berbentuk leher botol yang melilit leher hingga dada, sedang bagian pundak dan separuh punggung dibiarkan terbuka.

Di bagian leher tersebut dipasang ilat-ilatan yang menutup tengah dada dan sebagai penghias bagian atas. Pada bagian lengan dihias masing-masing dengan satu buah kelat bahu dan bagian pinggang dihias dengan ikat pinggang dan sembong serta diberi hiasan kain berwarna-warni sebagai pemanisnya. Selendang selalu dikenakan di bahu.

Penari gandrung menggunakan kain batik dengan corak bermacam-macam. Namun corak batik yang paling banyak dipakai serta menjadi ciri khusus adalah batik dengan corak gajah oling, corak tumbuh-tumbuhan dengan belalai gajah pada dasar kain putih yang menjadi ciri khas Banyuwangi.

Sebelum tahun 1930-an, penari gandrung tidak memakai kaus kaki, namun semenjak dekade tersebut penari gandrung selalu memakai kaos kaki putih dalam setiap pertunjukannya.

Properti paling utama dalam tari gandrung ada 2, yaitu selendang (sampur) dan kipas. Di masa silam, kipas yang digunakan berjumlah 2 dan dipegang di tangan kiri dan kanan. Namun, setelah mengalami beberapa arasemen seringkali tarian ini hanya dilengkapi dengan 1 kipas saja, itupun hanya digunakan pada bagian tertentu dalam tarian.

IMG-20240429-WA0000
67f1cfdb785348099fb80d095209944c

Related posts

Sinung Sudrajad Tegaskan Tidak Akan Meminta Bantuan OPD untuk Merawat Makam The Founding Father Bondowoso

Redaksi Tapalkuda

Hari Ke Dua Idul Fitri Masyarakat Mulai Banjiri Lokasi Wisata

Tradisi Tapal Kuda Ritual Berdarah ‘OJUNG’ Diyakini Bisa Datangkan Hujan

error: Content is protected !! silahkan di menghubungi admin jika ingin copy conten ini ... terima kasih