FeaturedLensa NusantaraPariwisata & Budaya

 14 Singo Ulung Meriahkan Festival Muharram

Screenshot_2024-04-05-09-17-02-02_99c04817c0de5652397fc8b56c3b3817


Bondowoso – 14 Singo ulung meriahkan pembukaan Festival Muharram,Betapa tidak ribuan pasang mata seakan terhipnotis menyaksikan gelaran seni tradisi Singo Ulung yang merupakan seni khas Bondowoso yang mempertontonkan pertunjukan singo (singa).Sorak sorai penontonpun tak terelakkan langi di alun-alun RBA Kironggo ,Sabtu 31/8/2019 malam.
Ditampilkannya Singo ulung ini  kata Kepala Disparpora Harry Patriantono karena banyak pelaku seni dan pemilik sanggar seni yang terus menghidupkan tradisi ini. Seperti sanggar milik Gabungan Apresiasi Senin (GAS) di Curahdami, Padepokan Seni Gema Buana di Prajekan Kidul, dan di berbagai sanggar lainnya.
Seni Singo Ulung ini berasal dari Desa Blimbing, Kecamatan Klabang. Menurut cerita yang hidup di masyarakat, Tari Singo Ulung diciptakan Mbah Ulung, seorang tokoh masyarakat dan pendiri Desa Blimbing, Kecamatan Klabang, Bondowoso, ungkapnya.
Tari Singo Ulung ini terinspirasi dari sejarah berdirinya Desa Blimbing. Konon ceritanta, sejarah yang berkembang di masyarakat, Mbah Ulung adalah seorang pendatang dan pendakwah yang datang ke wilayah Desa Blimbing kala itu. Di sebuah hutan yang kini menjadi Desa Blimbing, ia berteduh di bawah pohon belimbing. Kedatangan Mbah Ulung tersebut ternyata membuat murka penguasa hutan di sana yang bernama Jasiman, dan terjadilah perkelahian antara keduanya.
Dalam perkelahian itu mereka sama-sama menggunakan rotan yang ada di hutan tersebut sebagai senjata mereka. Dengan kesaktiannya, Mbah Ulung kemudian berubah wujud menjadi harimau putih. Akhirnya, Jasiman tak mampu melawan dan menyerah. Dalam percakapan setelah pertarungan tersebut, kemudian Jasiman menyadari bahwa ternyata mereka berasal dari perguruan yang sama.
Setelah mengenal Mbah Ulung lebih jauh, Jasiman merasa kagum dengan kehebatan dan sifatnya yang sederhana. Hal tersebut membuat Jasiman sadar dan masuk agama Islam. Karena kekaguman itu juga, Jasiman ingin menikahkan Mbah Ulung dengan adiknya.
Tidak hanya sampai di situ, mereka bertiga kemudian memutuskan untuk membangun sebuah desa di daerah hutan tersebut dan beri nama Desa Blimbing, yang menjadi tempat awal pertemuan mereka. Bersama dengan masyarakat, mereka membangun sebuah desa yang makmur dan sejahtera.
Atas jasanya tersebut, kemudian masyarakat di sana mengangkat Mbah Ulung sebagai kepala desa pertama di Desa Blimbing. Untuk mengenang awal berdirinya desa itu, kemudian dibuatlah suatu kesenian yang menggambarkan awal berdirinya desa tersebut, dan jadilah Tari Singo Ulung yang masih secara rutin dipertunjukkan setiap tahunnya hingga sekarang dan tersebar di seluruh Bondowoso.
“Singo ulung acap kali ditampilkan baik dalam kegiatan masyarakat maupun gelaran pemerintahan.   Singo menggunakan kostum Singa yang kami buat dari rafia putih.Tampilan Singo ulung kali ini dari Grup Rekso Joyo desa Blimbing Kecamatan Klabang,” pungkas Harry.

 
 
 

IMG-20240429-WA0000
67f1cfdb785348099fb80d095209944c

Related posts

Jelang Pilkada Serentak 2020, PPS Desa Kotakan Gelar Bimtek

Intensitas Hujan Tinggi,Masyarakat Diminta Waspada Bencana

Gempa 4,3 SR Guncang Pati, Dirasakan hingga Jepara

error: Content is protected !! silahkan di menghubungi admin jika ingin copy conten ini ... terima kasih