KONSUMSI gula berlebihan dapat membuat seseorang terserang diabetes. Sekarang ini prevalensi diabetes tipe 2 yang disebabkan oleh gaya hidup semakin meningkat. Padahal, diabetes dapat menyebabkan sejumlah komplikasi yang menurunkan kualitas hidup. Salah satunya adalah neuropati atau kerusakan saraf.
Menurut Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat, dr Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), seseorang yang terkena diabetes sudah pasti akan mengalami neuropati. Gejala yang biasa terjadi adalah kesemutan dan mati rasa. Oleh karenanya ia mengingatkan agar pasien diabetes melakukan pemeriksaan kondisi kesehatan syaraf begitu didiagnosis.
Pemeriksaan pun sebaiknya dilakukan secara berkala. Pertama saat didiagnosis terkena diabetes. Kemudian pemeriksaan rutin setiap tahunnya. Akan tetapi bila pasien diabetes mulai merasakan suatu keluhan yang mengganggu seperti kesemutan dan mati rasa terus-menerus, maka pemeriksaan harus dilakukan lebih cepat.
“Bila sudah begitu harus lebih sering dilakukan pemeriksaan dan perawatan lebih intens,” imbuh dr Manfulathy.
Perawatan yang biasanya diberikan oleh dokter adalah pemberian vitamin neurotropik. Vitamin ini menambah kadar vitamin B di dalam tubuh karena biasanya pasien diabetes mengalami defisiensi vitamin B.
“Namun ada obat diabetes yang bisa mengganggu penyerapan. Oleh karena itu minumnya jangan berbarengan. Jika obat diabetes diminum pagi hari maka vitamin neurotropiknya bisa diminum siang atau malam hari,” ujar dr Manfulathy.
Sementara itu, berdasarkan penjelasan yang diberikan olehnya, terungkap alasan diabetes dapat menyebabkan neuropati. Diabetes mengakibatkan perubahan sistem metabolisme yang memengaruhi saraf sehingga terjadi dua hal.
Pertama, saraf seperti keracunan beberapa produk dari gula darah yang tinggi. Kedua, kadar gula yang tidak terkendali memengaruhi peredaran darah di sekitar saraf sehingga saraf mengalami kekurangan nutrisi. Lambat laun kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan saraf, salah satunya neuropati.(tam)