FeaturedLensa NusantaraPendidikan

KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy : Hadapi Musibah Dengan Kesabaran

Screenshot_2024-04-05-09-17-02-02_99c04817c0de5652397fc8b56c3b3817

 

SITUBONDO  –  Tradisi menjelang bulan Ramadhan di setiap Pondok Pesantren (PP) selalu dilaksanakan acara Imtihan , tanpa terkecuali di Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah (P2S2) Sukorejo Asembagus Situbondo Jawa Timur  Imtihan digelar pada Sabtu , 05/05/2018 malam .

6728ecd88ab74cb1b023609657811a20
IMG-20240425-WA0040

Imtihan kali ini merupakan yang  ke 104 ,dalam acara  tersebut KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah (P2S2)   menyampaikan jadikan momentum imthihan sebagai momentum untuk bersyukur atas apa yang telah diraih selama satu tahun. “Imthihan itu ujian, dan Allah SWT memberikan ujian itu ada dua, yaitu ujian berupa nikmat dan ujian berupa musibah. Untuk menjawab kedua ujian ini, jawabannya adalah apabila kita diberikan nikmat, maka pandailah bersyukur, dan apabila kita diberikan musibah maka harus pandai bersabar, tuturnya,” jelasnya.

iklan dalam

KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy menghimbau agar masa liburan bagi santri bisa dioanggap sebagai perpindahan aktifitas amal sholeh ke amal sholeh yang lain. Hanya pindah tempat saja, namun aktifitas yang telah dilakukan di pondok harus tetap dilakukan untuk selalu berbuat kebaikan,

Acara Imtihan

 

Acarapun dilanjutkan dengan ceramah agama yang disampaikan oleh KH. Abd. Hadi yang   menyampaikan bahwa manusia sebagai hamba Allah SWT harus pandai bersyukur.” Dengan pandai bersyukur, kita akan mendapatkan tiga keuntungan yaitu; mendapatkan pahala, tambah dekat kepada Allah SWT, dan dijauhkan dari penyakit tamak. Sedangkankan bagi yang tidak pandai bersyukur akan mendapatkan; Dosa, jauh dari rahmat Allah SWT, dan penyakit tamak,”

Lanjutnya, Allah SWT harus di nomer satukan, sedangkan yang lain seperti kepinterannya, ganteng/cantiknya, dan kekayaanya kalau ditambah dengan 0 menjadi 1000. “Tetapi kalau angka 1 – nya tidak ada maka tidak ada gunanya angka nol walaupun banyak. Untuk memahami atas semua hal itu harus berdasarkan ilmu, ilmu berasal dari tiga huruf yaitu; Aiin, Illiyin, dan pangkat/derajat. Sedangkan derajat dapat diraih hanya dengan ilmu,” urainya

Menurutnya sebagai santri kalau sudah pulang kerumahnya atau berada ditengah masyarakatnya, amalkan ilmunya yang sudah didapatkan dari pesantren dan harus tetap menjaga akhlaknya.” Karena yang pertama kali yang dilihat adalah akhlaknya. Berilmu dan berakhlakul karimah itulah ciri-ciri santri yang ta’at kepada Guru dan taat kepada peraturan yang telah ditetapkan di pesantren untuk diterapkan dalam kehidupan sehari – hari dalam Berhablum Minannas dan Berhablum minallah, “ tandasnya  (Rifai – red/RABi)

IMG-20240429-WA0000
67f1cfdb785348099fb80d095209944c

Related posts

Pengawalan dan Pengamanan Logistik Pilkada Jatim di Kabupaten Situbondo

Bupati Bondowoso Lepas Puluhan Ribu Peserta JJS Ala Santri

KPU Bondowoso Gelar Evaluasi Giat Pemilu 2019

error: Content is protected !! silahkan di menghubungi admin jika ingin copy conten ini ... terima kasih