Bondowoso – Desa Lombok Kulon Kecamatan Wonosari menjadi Pilot Project program Gerakan Serentak Tanam Cabai di Pekarangan (Gas Tancap).
Pencanangan Gas Tancap dilakukan oleh Pj Bupati Bondowoso, Bambang Soekwanto kendati demikian,Bambang menginginkan programĀ Gas Tancap tersebut diterapkan di seluruh wilayah Bondowoso.
Program ini merupakan inisiasi dari PKK. Di mana warga memanfaatkan pekarangan kosong untuk menanam cabai sebagai penunjang ekonomi.
Bambang mengharapkan Gas Tancap bisa diterapkan lebih luas lagi.
“Bukan hanya di pekarangan tetapi juga di halaman kantor dan sekolah,” harapnya.
Katanya, belum ada gerakan serentak menanam cabai di instansi yang diinisiasi oleh pemerintah daerah.
“Kalau dilaksanakan InsyaAllah ini yang pertama. Bisa-bisa bupatinya nanti didemo pengusaha cabai karena kita gak perlu beli cabai lagi,” tutur Bambang sembari berkelakar.
Ia bercerita ketikaĀ menjadi Camat Botolinggo di Tahun 2008 lalu, Desa Lombok Kulon dinobatkan sebagai wilayah pertanian organik.
“Ke depan Lombok Kulon tidak hanya jadi wilayah pertanian organik tetapi juga destinasi wisata organik Bondowoso,” tegasnya.
Ditempat yang sama Ketua PKK Kabupaten Bondowoso, Ratih Soekwanto menyebut bahwa cabai adalah salah satu penyumbang inflasi dan kebutuhan pokok masyarakat.
“Harga cabai mahal membuat resah. Gas Tancap jadi salah satu solusi untuk menjaga daya beli masyarakat,” jelas Ratih saat launching Gas Tancap , Selasa (27/2/2024).
Dikatakan bahwaĀ program Gas Tancap selain menekan inflasi, juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Bondowoso.
“Ini optimalisasi lahan pekarangan warga. Dimulai dari rumah tangga tingkat keluarga, kemudian berjenjang dari PKK desa hingga ke kabupaten,” bebernya.
Mengenai pola budidaya cabai organik, Buarto, salah seorang petani desa Lombok Kulon menjelaskan caranya.
“Dengan pola organik, tanaman terong bisa panen hanya 21 hari, tomat 17 hari dan cabai 40 hari,” ulasnya.
Perawatannya juga mudah dan murah karena hanya menggunakan limbah organik.
“Bisa dari air leri, bekas cucian ikan dan sisa sayur. Itu bisa disiramkan setiap hari,” ungkapnya.
Media tanam via polybag diisi tanah dan sekam padi. Untuk setiap 1 kilogram polybag diisi 15cc mikroorganisme.
“Jadi nanti per polybag bakal hidup 150 ribu mikroba yang baik untuk kesehatan tanaman,” pungkasnya.