Mojokerto – Jajaran Pemerintah Kota Mojokerto semakin membulatkan tekad untuk mewujudkan Smart City Kota Mojokerto.
Hal tersebut ditunjukkan melalui penandatangan Komitmen Bersama Implementasi Masterplan Pembangunan Smart City Kota Mojokerto 2023-2032, Rabu (21/9).
Penandatangan komitmen tersebut dipimpin oleh Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari. Kegiatan berlangsung di aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan diikuti oleh segenap Kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) se-Kota Mojokerto.
Pembangunan Smart City merupakan salah satu program nasional di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika. Di tingkat daerah, leading sector program ini dipegang oleh Dinas Komunikasi dan Informatika. Meski demikian, untuk mewujudkannya tetap dibutuhkan sinergi dari berbagai OPD.
“Ini butuh integrasi, keterpaduan. Untuk bisa mencapainya, hilangkan ego sektoral. Inilah yang selalu saya sampaikan setiap rapat staf, yang sampai saat sekarang belum kita lakukan secara paripurna,” ujar Wali Kota Ika.
Hal senada juga diungkapkan oleh Tenaga Ahli Pembimbing Smart City Hari Kusdaryanto. Pihaknya menyebut jika Kota Mojokerto butuh lebih banyak program “keroyokan”.
Selain mengenai semangat berkolaborasi, sejumlah catatan juga menjadi kunci apabila ke depan Kota Mojokerto ingin sukses mewujudkan master plan Smart City. Hal tersebut didapatkan pasca membersamai Kota Mojokerto dalam penyusunan Master Plan Smart City Kota Mojokerto empat bulan ke belakang.
“Banyak yang memahami smart city ini sebatas banyaknya aplikasi, megahnya command center. Padahal itu salah. Smart City bukan sekadar transformasi digital,” ungkap Hari.
Ia menjelaskan bahwa Smart City adalah kawasan yang dapat mengelola berbagai sumber dayanya (SDA, SDM, anggaran) secara efektif dan efisien. Dengan tujuan untuk menyelesaikan tantangan prioritas, meningkatkan layanan, produktivitas, dan daya saing, menggunakan solusi inovatif, terintegrasi, dan berkelanjutan. Oleh karenanya, digitalisasi merupakan alat atau “tools”, bukan ruh utama dari Smart City.
Selain itu, juga masih minimnya inovasi untuk jangka panjang. Sehingga dalam penyusunan Master Plan masih terpaku pada inovasi lama yang jangka pendek. Namun, ia juga menekankan jika setiap inovasi harus didukung dengan action.
“Yang paling penting adalah pelaksanaannya, sehingga master plan ini tidak hanya menjadi dokumen perencanaan yang endingnya masuk laci,” pungkasnya.