FeaturedLensa NusantaraPariwisata & BudayaPolitik & Pemerintahan

Ribuan Mata Saksikan Wabup Terima Tombak Tunggul Wulung

Screenshot_2024-04-05-09-17-02-02_99c04817c0de5652397fc8b56c3b3817

Bondowoso – Dalam balutan Desain panggung yang dilengkapi tata cahaya (lighting) panggung, memukau ribuan pasang mata menyaksikan puncak Harjabo ke 200 yang di gelar di alun-alun RBA Ki Ronggo Bondowoso, Jawa Timur, Sabtu,29/06/2019.

6728ecd88ab74cb1b023609657811a20
IMG-20240425-WA0040

Bondowoso Heritage kali berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.Betapa tidak,tombak Tunggul Wulung yang biasanya diserahkan kepada bupati oleh keluarga Ki Ronggo,sebagai pemegang tonggak estafet kepemimpinan kali ini diberikan kepada wakil bupati H.Irwan Bachtiar Rachmad, sebab Kironggo ke 31, bupati KH.Salwa Arifin berhalangan hadir.

Bondowoso Heritage merupakan perayaan malam tradisi yang menjadi warisan bagi generasi penerus di Bondowoso. Menampilkan beragam hiburan bernuansa tradisional hingga kolaborasi. Dibuka dengan kolaborasi unik marching band dengan komunitas drummer Bondowoso,diharapkan membawa semangat penonton mengawali rangkaian acara dalam Bondowoso Heritage

Tak kalah penting adalah pertunjukan Drama Kolosal Babad Bondowoso yang mengangkat sejarah berdirinya Kabupaten Bondowoso serta perjuangan Ki Ronggo melawan pemberontak. 

Ronteg Singo Ulung yang menjadi salah satu icon kesenian asli Bondowojuha tak ketinggalan ditampilkan

Wakik bupati menyampaikan ,”Harjabo sebagai rasa syukur kita semua sebagai masyarakat Bondowoso,” jelasnya

Selain itu wabup juga mengapresiasi semua elemen yang sudah berpartisipasi untuk memeriahkan Harjabo tahun ini. Karena berkat kerjasama yang baik hingga terlaksananya kemeriahan malam puncak Harjabo.

“Terimakasih kami ucapkan kepada semuanya, khususnya masyarakat Bondowoso. Kedepannya mari kita berdoa diusianya Bondowoso yang sudah memasuki 2 abad ini. Agar semakin melesat, masyarakat sejahtera dalam bingkai imam dan taqwa dan semangat untuk membangun Bondowoso,” pungkasnya. 
Baca juga :


Untuk diketahui Harjabo tahun ini, pemerintah kabupaten Bondowoso melalui Disparpora menggelar serangkaian kegitan seperti tasyakuran di Makam RBA Ki Ronggo, Ziarah Makam dan Kirab Ki Ronggo, Grebek Gunungan Bondowoso Heritage atau Drama Kolosal Babat Bondowoso, Pecinan Festival atau China Town Culture Night Carnival, serta terakhir yaitu Fashion on the Street.

Adapun pencak silat dan tari 1000 ojung sudah tidak lagi dipertontonkan.

Dalam drama “Babad Bondowoso” dikisahkan perjuangan sosok Kironggo,adalah pria bernama asli Raden Bagus Assra.

Ia adalah anak dari Demang Walikromo pada masa pemerintahan Panembahan, di bawah Adikoro IV, menantu Tjakraningkat Bangkalan. Sedangkan Demang Walikoromo, tak lain adalah putra Adikoro IV.

Pada tahun 1743, terjadilah pemberontakan Ke Lesap terhadap Pangeran Tjakraningrat, karena dia diakui sebagai anak selir. Dalam peperangan yang terjadi di Desa Bulangan itu menewaskan Adikoro IV.

iklan dalam

Selanjutnya, pada tahun 1750, pemberontakan dapat dipadamkan dengan meninggalnya Ke Lesap. Dengan meninggalnya Ke Lesap, terjadilah pemulihan kekuasaan dengan diangkatnya anak Adikoro IV, yang bernama RTA Tjokroningrat.

RTA Tjokroningrat tak lama berkuasa. Karena tak lama kemudian, terjadi perebutan kekuasaan dan pemerintahan yang dialihkan pada Tjokroningrat I, anak dari Adikoro III yang bergelar Tumenggung Sepuh.

Usai perebutan kekuasaan, kekhawatir muncul dari Nyi Sedabulangan. Dia membawa lari Raden Bagus Assra, yang merupakan cucunya sendiri, mengikuti eksodus besar-besaran eks pengikut Adikoro IV ke Besuki.

Saat itu, Raden Bagus Assra kecil bertemu dengan Ki Patih Alus, Patih Wiropuro, lalu di tampung serta dididik ilmu bela diri dan ilmu agama.

Pada usia 17 tahun, tepatnya pada tahun 1789, Raden Bagus Assra langsung diangkat sebagai Mentri Anom dengan nama Abhiseka Mas Astruno. Dia ditugaskan untuk memperluas wilayah kekuasaan Besuki ke arah selatan.

Sebelumnya, Raden Bagus Assra sudah menikah dengan putri Bupati Probolinggo. Setelah mengemban tugas memperluas wilayah Besuki bagian selatan, pada tahun 1794, Raden Bagus Assra menemukan suatu wilayah yang sangat strategis, yang disebut dengan nama Bondowoso.

Berkat keberhasilannya memperluas wilayah Besuki ke daerah selatan, Raden Bagus Assra kemudian diangkat sebagai Demang dengan nama Abhiseka Mas Ngabehi Astrotruno.

Sejak diangkat menjadi Demang, Raden Bagus Assra berhasil mengembangkan Wilayah Kota Bondowoso, tepat 17 Agustus 1819 atau Selasa Kliwon, 25 Syawal 1234 H. Hari itulah hingga kini menjadi Hari Jadi Kabupaten Bondowoso.

Melihat banyak keberhasilan yang diraih oleh Raden Bagus Assra, Adipati Besuki Raden Aryo Prawirodiningrat, sebagai orang kuat yang memperoleh kepercayaan dari Gubernur Hindia Belanda, menetapkan wilayah Bondowoso lepas dari Besuki.

Saat itu, Adipati Besuki langsung mengangkat Raden Bagus Assra atau Mas Ngabehi Astrotruno menjadi penguasa wilayah dan pimpinan agama, dengan gelar M. NG. Kertonegoro dan berpredikat Ronggo I. Pengangkatan itu ditandai dengan penyerahan Tombak Tunggul Wulung.

Sejak mendapat ‘warisan’ tombak Tunggul Wulung itu, Raden Bagus Assra diberi kewenangan untuk memerintah wilayah Bondowoso dan Jember. Hal itu berlangsung sejak tahun 1819 hingga tahun 1830.

Pada tahun 1854, tepatnya 11 Desember 1854, Kironggo wafat di Bondowoso dan dikebumikan di atas bukit kecil di Kelurahan Sekarputih Kecamatan Tegalampel. Kini, makam tersebut menjadi pemakaman dari keluarga Kironggo Bondowoso.

Setiap perayaan Hari Jadi Bondowoso, tombak Tunggul Wulung itu, selalu menjadi ‘pusaka’ yang diserahkan oleh pihak keluarga Kironggo kepada Bupati Bondowoso. Kini, tombak Tunggul Wulung itu berada ditangan H.Irwan Bachtiar Rahmad.

Saat menerima tombak itu, wabup langsung dipersilahkan    menyampaikan ‘fatwa’ untuk masyarakat Bondowoso.

Dalam ‘fatwa’ tersebut, wabup berharap bagaimana masyarakat Bondowoso bersatu mewujudkan Bondowoso Melesat.

Rangkaian acara diakhiri Pertunjukan Tari Kreasi Blue Fire .

67f1cfdb785348099fb80d095209944c

Related posts

Kasus Dugaan Korupsi DD Sumber Rejo Disoal

Guna Amankan Arus Mudik Lebaran 2024 Polresta Banyuwangi Dirikan 10 Posko 

37 Pesawat Gagal Terbang karena Erupsi Gunung Agung

error: Content is protected !! silahkan di menghubungi admin jika ingin copy conten ini ... terima kasih