FeaturedLensa Nusantara

Gerhana Bulan , Lembaga Falakiyah NU Anjurkan Memperbanyak Zikir dan Ibadah

Screenshot_2024-04-05-09-17-02-02_99c04817c0de5652397fc8b56c3b3817

Akan terjadi gerhana lagi sabtu 28 juli 2018 sesuai pemberitahuan lembaga falakiah PBNU*
Sebagaimana maklumat Lembaga Falakiyah NU Nomor : 042/Lf-PBNU/I/2018 bahwa diprediksikan terjadinya gerhana bulan total pada sabtu 28 juli 2018.
Dalam peristiwa itu kita dianjurkan memperbanyak zikir dan ibadah serta melakukan amalan-amalan sunah seperti shalat gerhana bulan.
Anjuran shalat sunah gerhana tercantum dalam Shahih Muslim:
*ﺇﻥَّ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲَ ﻭَﺍﻟْﻘَﻤَﺮَ ﺁﻳَﺘَﺎﻥِ ﻣِﻦْ ﺁﻳَﺎﺕِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻟَﺎ ﻳَﻨْﻜَﺴِﻔَﺎﻥِ ﻟِﻤَﻮْﺕِ ﺃَﺣَﺪٍ ﻭَﻟَﺎ ﻟِﺤَﻴَﺎﺗِﻪِ، ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺭَﺃَﻳْﺘُﻢْ ﺫَﻟِﻚَ ﻓَﺼَﻠُّﻮﺍ ﻭَﺍﺩْﻋُﻮﺍ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻨْﻜَﺸِﻒَ ﻣَﺎ ﺑِﻜُﻢْ*
Artinya, “Sungguh matahari dan bulan adalah tanda kekuasaan Allah SWT, tidak terjadi gerhana keduanya (matahari dan bulan) karena kematian seseorang atau pun kehidupannya. Apabila kalian melihat gerhana, maka shalat dan doalah hingga gerhana tersebut selesai.”
Di samping shalat gerhana bulan, banyak amalan-amalan lain yang dianjurkan ketika terjadinya peristiwa ini.
Hal ini disebutkan oleh Imam An-Nawawi (676 H) berikut ini:
*ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻤﺼﻨﻒ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ : ‏( ﻭﺍﻟﺴﻨﺔ ﺃﻥ ﻳﺨﻄﺐ ﻟﻬﺎ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻟِﻤَﺎ ﺭَﻭَﺕْ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔُ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻬَﺎ ” ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠَّﻢ ﻓَﺮَﻍَ ﻣِﻦْ ﺻَﻠَﺎﺗِﻪِ ﻓَﻘَﺎﻡَ ﻓَﺨَﻄَﺐَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱَ ﻓَﺤَﻤِﺪَ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﺃﺛْﻨَﻰ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﻗَﺎﻝَ : ﺍﻟﺸَﻤْﺲ ﻭَﺍﻟﻘَﻤَﺮُ ﺁﻳﺘﺎﻥِ ﻣِﻦْ ﺁﻳﺎﺕِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻋَﺰَّ ﻭَﺟَﻞَّ ﻟَﺎ ﻳَﺨْﺴِﻔَﺎﻥِ ﻟِﻤَﻮْﺕِ ﺃَﺣَﺪٍ ﻭَﻟَﺎ ﻟِﺤَﻴَﺎﺗِﻪِ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺭﺃﻳﺘﻢ ﺫﻟﻚ ﻓﺼﻠﻮﺍ ﻭﺗﺼﺪﻗﻮﺍ “*
Artinya, “(Abu Ishaq As-Syairazi berkata, disunahkan khutbah setelah shalat gerhana sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah RA, ‘Sungguh setelah selesai shalat gerhana, Nabi SAW berdiri dan khutbah di hadapan manusia, kemudian ia memanjatkan puji kepada Allah, dilanjutkan dengan bersabda, ‘Matahari dan bulan adalah ayat (tanda kebesaran Allah) dari sekian ayat-ayat Allah Azza wa Jalla. Keduanya tidak akan gerhana karena kematian atau kelahiran seseorang. Apabila kalian menyaksikannya, maka shalat dan sedekahlah,’” (Lihat Imam An-Nawawi, Majmu’ Syarh Muhadzzab, Beirut, Darul Fikr, juz IV, halaman 53).
Dari keterangan hadits yang Imam As-Syairazi sebutkan di atas, terdapat dua amalan yang dianjurkan bagi kita, yaitu shalat sunah gerhana dan bersedekah.
Selain salat sunah gerhana, sedekah pada peristiwa ini juga disunahkan sebagaimana yang disebutkan Syekh Nawawi Al-Bantani dalam Nihayatuz Zain berikut ini:
*-ﻭَﻳُﺴَﻦُ ﺍﻹِﻛْﺜَﺎﺭُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺼَّﺪﻗَﺔِ ﻓِﻲ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﻟَﺎ ﺳِﻴَّﻤَﺎ ﻓِﻲ ﻋَﺸْﺮِﻩِ ﺍﻷَﻭَﺍﺧِﺮِ ﻭﺃﻣَﺎﻡَ ﺍﻟﺤَﺎﺟَﺎﺕِ ﻭَﻋِﻨْﺪَ ﻛُﺴُﻮﻑٍ ﻭَﻣَﺮَﺽٍ ﻭَﺣَﺞٍّ ﻭَﺟِﻬَﺎﺩٍ ﻭَﻓِﻲ ﺃَﺯْﻣِﻨَﺔٍ ﻭَﺃَﻣْﻜِﻨَﺔٍ ﻓَﺎﺿِﻠَﺔٍ ﻛَﻌَﺸْﺮِ ﺫِﻱ ﺍﻟْﺤِﺠَّﺔِ ﻭَﺃَﻳَّﺎﻡِ ﺍﻟﻌِﻴْﺪِ ﻭَﺍﻟْﺠُﻤْﻌَﺔِ ﻭَﺍﻟﻤُﺤﺘﺎﺟِﻴْﻦَ*
Artinya, “Disunahkan memperbanyak sedekah pada bulan Ramadhan, terutama pada sepuluh hari terakhir di bulan itu, dan ketika mempunyai kebutuhan, ketika terjadi gerhana, sakit, haji, jihad dan pada beberapa waktu dan tempat yang memiliki keutamaan seperti tanggal 10 Dzulhijjah, hari raya, hari Jumat.
Disunahkan juga sedekah kepada orang-orang yang membutuhkan,” (Lihat Syekh Nawawi Banten, Nihayatuz Zain Syarah Qurratu ‘Ain, Beirut, Darul Fikr, juz I, halaman 183).
Selain dua amalan di atas, ada juga amalan lain yang dapat kita lakukan di saat gerhana. Hal ini disebutkan oleh Imam Nawawi dalam Syarah Muhadzzab sebagai berikut :
*ﺍﻟﺸَّﺮْﺡُ ‏) ﺣَﺪِﻳﺚُ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ ﺭَﻭَﺍﻩُ ﺍﻟْﺒُﺨَﺎﺭِﻱُّ ﻭَﻣُﺴْﻠِﻢٌ ﻭَﺍﺗَّﻔَﻘَﺖْ ﻧُﺼُﻮﺹُ ﺍﻟﺸَّﺎﻓِﻌِﻲِّ ﻭَﺍﻟْﺄَﺻْﺤَﺎﺏِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﺳْﺘِﺤْﺒَﺎﺏِ ﺧُﻄْﺒَﺘَﻴْﻦِ ﺑَﻌْﺪَ ﺻَﻠَﺎﺓِ ﺍﻟْﻜُﺴُﻮﻑِ ﻭَﻫُﻤَﺎ ﺳُﻨَّﺔٌ ﻟَﻴْﺴَﺎ ﺷَﺮْﻃًﺎ ﻟِﺼِﺤَّﺔِ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﺻْﺤَﺎﺑُﻨَﺎ ﻭَﺻِﻔَﺘُﻬُﻤَﺎ ﻛَﺨُﻄْﺒَﺘَﻲْ ﺍﻟْﺠُﻤُﻌَﺔِ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﺭْﻛَﺎﻥِ ﻭَﺍﻟﺸُّﺮُﻭﻁِ ﻭَﻏَﻴْﺮِﻫِﻤَﺎ ﺳَﻮَﺍﺀٌ ﺻَﻠَّﺎﻫَﺎ ﺟَﻤَﺎﻋَﺔٌ ﻓِﻲ ﻣِﺼْﺮٍ ﺃَﻭْ ﻗَﺮْﻳَﺔٍ ﺃَﻭْ ﺻَﻠَّﺎﻫَﺎ ﺍﻟْﻤُﺴَﺎﻓِﺮُﻭﻥَ ﻓِﻲ ﺍﻟﺼَّﺤْﺮَﺍﺀِ ﻭَﺃَﻫْﻞُ ﺍﻟْﺒَﺎﺩِﻳَﺔِ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺨْﻄُﺐُ ﻣَﻦْ ﺻَﻠَّﺎﻫَﺎ ﻣُﻨْﻔَﺮِﺩًﺍ ﻭَﻳَﺤُﺜُّﻬُﻢْ ﻓِﻲ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻟْﺨُﻄْﺒَﺔِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﺘَّﻮْﺑَﺔِ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﻤَﻌَﺎﺻِﻲ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﻓِﻌْﻞِ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻭَﺍﻟﺼَّﺪَﻗَﺔِ ﻭَﺍﻟْﻌَﺘَﺎﻗَﺔِ ﻭَﻳُﺤَﺬِّﺭُﻫُﻢْ ﺍﻟْﻐَﻔْﻠَﺔَ ﻭَﺍﻟِﺎﻏْﺘِﺮَﺍﺭَ ﻭَﻳَﺄْﻣُﺮُﻫُﻢْ ﺑِﺈِﻛْﺜَﺎﺭِ ﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀِ ﻭَﺍﻟِﺎﺳْﺘِﻐْﻔَﺎﺭِ ﻭَﺍﻟﺬِّﻛْﺮِ*
Artinya, “(Penjelasan) hadits Aisyah RA yang telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, dan nash Imam Syafi’i serta pengikutnya sepakat pada kesunahan dua khutbah setelah shalat gerhana, dan dua khutbah sunah itu bukanlah syarat sahnya shalat. Ashab kami berkata, ‘Dua khutbah ini sama dengan khutbah Jumat dalam rukun, syarat dan selainnya, sama saja entah dilaksanakan berjamaah di kota besar maupun di desa, atau musafir di padang pasir maupun di perkampungan. Sedangkan orang yang shalat sendiri tidak perlu melakukan khutbah. Khatib dalam khutbah ini menganjurkan jamaah untuk bertobat dari maksiat, mengerjakan kebaikan, bersedekah, membebaskan budak, mengingatkan mereka dari kelalaian dan tipu daya, serta memerintahkan mereka untuk memperbanyak doa, meminta ampunan dan zikir,’” (Lihat Imam An-Nawawi, Syarah Muhadzzab, Beirut, Darul Fikr, juz V, halaman 53).
Dari keterangan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa ada beberapa amalan yang dapat dilakukan saat gerhana sebagai berikut :
*_1. Shalat gerhana._*
*_2. Bersedekah._*
*_3. Tobat dari maksiat._*
*_4. Mengerjakan kebaikan._*
*_5. Membebaskan budak_ (zaman sekarang tidak ada budak).*
*_6. Kehati-hatian jangan sampai lalai._*
*_7. Memperbanyak doa._*
*_8. Memperbanyak istighfar._*
*_9. Memperbanyak zikir._*
Wallahu a’lam .

IMG-20240429-WA0000
67f1cfdb785348099fb80d095209944c

Related posts

Petani Tegaldlimo Gelar Tradisi “Bubak Sawah” Awali Musim Tanam

Redaksi Tapalkuda

Serap Aspirasi Warga Pinggiran, Bupati Ngopi Bareng di Desa Gentong

4 Pimpinan DPRD Situbondo Dilantik dan Diambil Sumpahnya

error: Content is protected !! silahkan di menghubungi admin jika ingin copy conten ini ... terima kasih