FeaturedPolitik & Pemerintahan

Catatan Usai Pilkada Bondowoso ,PDIP dan PPP Pecah Kongsi

Screenshot_2024-04-05-09-17-02-02_99c04817c0de5652397fc8b56c3b3817

Bondowoso – Catatan tentang akhir perjalanan Koalisi dalam pilkada lalu telah usai, Betapa tidak PDIP dan PPP yang mengusung pasangan KH.Salwa Arifin dan Irwan Bachtiar Rahmat akhirnya pecah kongsi.

6728ecd88ab74cb1b023609657811a20
IMG-20240425-WA0040

Bersamanya, peta politik di Republik Kopi ini setelah koalisi ini membubarkan diri .
Dalam politik, dukungan tak selalu mencerminkan kedekatan hati. Bisa jadi, mereka yang bersahabat justru berbeda kubu.

Bukan hal luar biasa pula bila sekelompok orang menyatukan diri dalam sebuah kubu sekadar atas nama kepentingan yang sama pada suatu waktu.

Koalisi politik dalam kontestasi Pemilu  (Pilkada) 2018 bukan perkecualian.

Apakah berarti kepentingan praktis semata yang menyatukan koalisi tersebut?

Kadang kala ada kepentingan lebih besar di balik yang tampak di permukaan yang menjadi pertimbangan para lakon politik.

Hanya waktu yang sejatinya bisa menjawab pertanyaan itu dan memberi bukti, sembari seluruh rakyat dan warga Bondowoso mengawalnya.

PDIP pun mengambil langkah untuk berkoalisi bersama PKB dan Golkar di gedung rakyat.

iklan dalam

Rupanya, sebelum pembentukan AKD, Para elit politik sempat membicarakan nasib koalisi. Tiap parpol dapat menentukan sikap serta arah politik masing-masing.

Hal itu diperkuat pernyataan ketua DPRD Bondowoso H.Ahmad Dhafir  perihal koalisi antara PKB, PDIP, dan Golkar, Ketua DPC PKB Bondowoso itu, mengatakan bahwa apapun hasil dari penetapan AKD pihaknya hanya ingin menghormati hak, dan kehormatan partainya. Serta menghormati hak partai lain, yang dapat kursi di DPRD.

“Kan tidak salah kalau kemudian PKB menang. Sebagai pemenang kedua, PDIP, dia punya hak juga. Pemenang ketiga antara PPP dengan Golkar kursinya sama, dia punya hak. Persoalan siapa yang dipilih, itu adalah kewenangan,” imbuhnya.

Sementara itu ketua Fraksi PDIP Bambang Suwito saat dikonfirmasi terkait pecah kongsi dengan PPP dan lebih memilih bergabung dengan PKB dan Golkar mengatakan bahwa sebagai partai pengusung dalam pilkada rupanya PPP tidak berkenan.

” PPP tidak berkenan , kita memilih bergabung dengan PKB alasanya  karena latar belakang Marhaen dari PDIP dan Nahdliyyin dari PKB Platform kita sama,”jelasnya.

Dikatakan koalisi PDIP-PKB dan Golkar akan menjadi kekuatan hebat di parlemen PDIP yang nasionalis dan PKB religius. Akan sangat bagus jika koalisi Nasionalis religius.

Sementara itu Ketua PPP saat ditanya tentang pecah kongsinya dengan PDIP hingga PDIP memilih berkoalisi dengan PKB menyampaikan bahwa pihaknya selama ini belum berfikir ke arah tersebut selain tentang AKD.

“Sudah bagus saya rasa karena pilkada kan sudah selesai, yang penting AKD sudah terbentuk alhamdulillah,”ungkapnya.

Ia tidak mempersoalkan tentang pecah kongsi tersebut sebab di DPRD kita menanggalakan baju partai.

“Sepertin juga sama dengan PKS dan Gerindra, tentang AKD menyerahkan kepada masing-masint anggotanya,sayapun demikian,”pungkasnya.

Untuk diketahui dengan bersatunya PKB ,PDIP dan Golkar ada 28 kursi sementara tersisa 17 kursi PKS,Gerindra dan PPP.

IMG-20240429-WA0000
67f1cfdb785348099fb80d095209944c

Related posts

Bupati Respon Permintaan Masyarakat, Malam Pergantian Tahun dengan Pengajian Umum Bondowoso Bersholawat

Buktikan Anda Pengawal yang Bersih dan Akuntabel dalam Memilih Pemimpin

Masih Banyak Pengendara Tak Patuhi Prokes di Tengah Lonjakan Corona, Polisi Tak Kendor Yustisi

error: Content is protected !! silahkan di menghubungi admin jika ingin copy conten ini ... terima kasih