JERMAN secara tidak terduga tersingkir dari Piala Dunia 2018, meski berstatus sebagai juara bertahan. Setelah melalui tiga pertandingan di Grup F, Die Mannschaft –julukan Jerman– hanya mengoleksi tiga angka dan terbenam di dasar klasemen.
Pelatih Jerman, Joachim Low, jadi sasaran utama setelah kegagalan Jerman melaju ke fase knockout. Setidaknya ada tiga penyebab hingga akhirnya Jerman tersingkir di fase grup, sekaligus melanjutkan kutukan juara bertahan yang sudah berlangsung pada tiga edisi terakhir Piala Dunia. Apa saja?
3. Minim Kreativitas
Gelandang-gelandang Jerman kurang memiliki kreativitas. Saat dikalahkan Meksiko, Ozil tampil tidak dengan determinasi. Sementara itu saat mengalahkan Swedia 2-1, serangan Jerman terlalu terpaku melalui sayap, karena tak memiliki playmaker murni di laga tersebut.
Begitu juga saat dikalahkan Korsel di laga terakhir. Ozil yang diharapkan dapat menampilkan performa terbaik, kembali melempem. Strategi parkir bus yang diterapkan Korsel benar-benar membuat Jerman kesulitan. Padahal, jika Ozil dapat unjuk gigi, pertahanan Taeguk Warriors –julukan Korsel– bukan tak mungkin dapat ditembus.
2. Low Banyak Ubah Komposisi Pemain
Kemudian, langkah lebih ekstrem dibuat Low pada laga ketiga kontra Korea Selatan (Korsel). Low membuat lima perubahan starting XI ketimbang saat menghadapi Swedia! Hasilnya, Jerman takluk 0-2 dari Korsel.
Banyaknya perubahan pemain membuat tim terlihat tidak solid. Padahal, saat Jerman menjuarai Piala Dunia 2014, hampir di setiap pertandingan Low memainkan pemain-pemain yang itu-itu saja, alias sudah memiliki The Winning Team.
3.Tidak Miliki Penyerang Tangguh
Akan tetapi, keistimewaan yang dimiliki Jerman empat tahun lalu tidak dipunyai mereka saat ini. Dua penyerang utama Jerman, Timo Werner dan Mario Gomez tampil melempem. Bahkan demi memberi tempat kepada Gomez, Werner harus rela bermain agak melebar. Sementara itu, gelandang yang bersinar empat tahun lalu seperti Ozil dan Khedira justru tampil buruk.(Ram)