Bondowoso – Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, akhirnya terlepas dari predikat daerah tertinggal (3T) berdasarkan fakta atau kenyataan (de facto) dengan memenuhi sejumlah indikator.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapeda),Kabupaten Bondowoso Farida menyanpaikan bahwa predikat tersebut diperoleh dari banyaknya indikator yang menyebabkan Bondowoso tertinggal sudah diperbaiki.
” Semua indikator yang menyebabkan kita tertinggal kita perbaiki,yang terakhir adalah celah fiskal. Kemiskinan kita pelan tapi pasti terus turun,”jelasnya melalui sambungan telpon,Rabu 31/07/2019.
Menurutnya angka lama sekolah, IPM, semua sudah di intervensi dengan program dan inovasi-inovasi .
” Semua sudah di intervensi dengan program dan inovasi-inovasi semoga dalam masa pemulihan ini dengan intervensi yang terfokus Bondowoso akan menjadi baik dan melesat,”harapnya.
Dijelaskan,bahwa pihaknya tak mau menunda-nunda untuk mengatasi kemiskinan di Republik kopi .
” Besok ,Kamis kita megundang narasumber dari UNEJ dalam rangka reaksi penanggulangan kemiskinan nasional yang kita terapkan di Bondowoso, selain itu dalam rangka percepatan dan sinergi dengan propinsi,”ungkapnya
Terlepasnya predikat daerah tertinggal di Kota Tape ini berkat koordinasi dengan Dirjen Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kementerian Desa beberapa waktu lalu.
Kabupaten Bondowoso, katanya, telah memenuhi beberapa indikator dan salah satunya menaikkan indeks pembangunan manusia (IPM) serta angka rata-rata lama sekolah, menekan angka pernikahan dini dan pemberdayaan ekonomi.
“Prestasi lepas status daerah tertinggal ini juga wujud kerja sama yang baik antara Pemerintah Kabupaten Bondowoso dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bondowoso dan seluruh masyarakat,” katanya.
Dengan tidak lagi menyandang predikat daerah tertinggal kata Farida,juga mampu melampaui angka-angka yang telah ditentukan, mulai dari sumber daya manusia (SDM) maupun fiskal.