Situbondo – Selamat datang hari dan bulan kemerdekaan RI ke 74. Seiring dengan hal itu, berdatanganlah pula para pedagang bendera sang saka merah putih asal luar kota di Situbondo. Ya, Situbondo bagi mereka adalah sebuah “medan perang” yang mesti ditempati, karena mereka berjuang membela keluarga di kampung halaman. Mereka selalu ,”dijajah angan – angan” dan untuk bisa merdeka, mereka harus “tundukkan medan perang,”
Nuansa hari kemerdekaan RI pada tahun ini mulai tampak terasa geliatnya. Hal itu terbukti dengan adanya para pedagang bendera merah putih asal luar kota yang sudah sejak seminggu lalu mulai berada di Kabupaten Situbondo.
Mereka berdatangan dari kota Bandung dan Malang serta Surabaya.
Seperti halnya Jajang, seorang pedagang bendera asal kota kembang, Bandung ini, misalnya.
Pria beranak dua ini datang ke Situbondo sejak seminggu lalu dan menancapkan barang bendera dagangannya di Jalan Diponegoro. Saat ditemui media online ini, ia mengatakan bahwa dirinya sudah menyewa kamar di Kelurahan Mimbaan, Kecamatan Panji.
” Saya bersama dengan beberapa orang teman ke Situbondo sudah 7 hari lalu, sebenarnya juga jenuh sih menunggu para pembeli bendera, tapi bagaimana lagi kita jauh – jauh ke sini cari untung, ya ditekuni dan sabar ajalah karena di belakang ada keluarga menunggu kita,” ujar Jajang, Kamis, (1/8/2019).
Jajang juga mengatakan bahwa, harga bendera merah putih yang paling berukuran kecil harganya Rp 15 ribu, dan yang paling besar serta mahal sampai berkisar Rp 450 hingga Rp 500 ribu.
“Yang paling besar itu untuk ukuran baleho atau spanduk, dan yang kecil buat dipasang di stang sepeda motor,” pungkasnya.
Selain Jajang, masih ada lagi pedagang asal Malang yang mangkal di Jalan Anggrek dan juga di Jalan A. Yani. (ans)
