Bondowoso – Didit Baskariyanto, Laskar Aswaja Bondowoso berharap Pemkab Bondowoso jangan main petak umpet mengingat pola pembangunan partisipatif. Hal tersebut diungkapkan terkait program pemasangan listrik gratis bagi warga miskin.
Pemasangan listrik gratis diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan menambah rasio elektrifikasi tentunya masyarakat tak lagi membutuhkan biaya besar untuk mendapat penerangan.Namun yang lebih penting menurutnya adalah proses pendataan.
Dijelaskan bahwa proses pemadanan data harus dimulai dengan survei pertama tahap pemilahan data. Pada tahap itu dilakukan pemilahan wilayah, kecamatan sampai desa dilakukan oleh Unit Layanan Pelanggan (ULP) juga melibatkan berbagai unsur.
“Kami mempertanyakan metode basis data terpadu (BDT) dari pemkab karena banyaknya program dan kebijakan yang turun dimasyarakat.Data itu ibaratkan wanita cantik yang perlu dipoles atau diperbaharui,saya berharap keterlibatan entitas yang ada di Bondowoso,” jelasnya,Selasa 14/05/2019.
Didit berharap entitas yang ada di Bondowoso diajak mebangun,untuk mewujudkan Bondowoso Melesat sesuai dengan jargon pemerintah kabupaten Bondowoso yakni mandiri ekonomi, lestari, sejahtera adil dan terdepan.
“Ada pers, LSM dan OKP, ini sangat dibutuhkan kebersamaan dalam membangun Bondowoso yang lebih baik.Jangan hanya main petak umpet ,ingat pola pembangunan hari ini adalah partisipatif dan desa menjadi titik tekan pembangunan,”tegasnya
Sebagaimana diinformasikan sebelumnya , pada 2019 ini pemkab Bondowoso akan mendapatkan bantuan dari APBN untuk pemasangan listrik 450 Kwh terhadap 26.000 rumah tangga. Sedangkan dari APBD , berencana akan dipasang aliran listrik dengan daya serupa kepada 1.700 rumah tangga. Adapun untuk sisanya direncanakan pada tahun 2020. Data penerima, nantinya akan merujuk pada Basis Data Terpadu (BDT) .