Bondowoso – Seluruh petani tembakau Bondowoso secara jelas dan tegas menolak pasal-pasal pertembakauan yang saat ini sedang difinalisasi dalam Rancangan Peraturan Pemerintah ( RPP) Kesehatan.
Hal itu dituangkan dalam Spanduk tanda tangan penolakan terhadap pasal-pasal pertembakauan di RPP Kesehatan .
Muhammad Yazid, Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Bondowoso,menyampaikan bahwa hal tersebut adalah bentuk komitmen penolakan para petani.
“Kami melihat, membaca dan mendengar tentang RPP Kesehatan yang mau melarang total tembakau. Pemerintah silakan lihat dan datang sendiri ke Bondowoso, ratusan hektar tanaman tembakau di sini menghidupi masyaraka,”tegasnya.
Menurutnya Bondowoso adalah sentra tembakau terbesar kelima di Jawa Timur. Melarang total tembakau berarti sama saja membunuh petani.
“Kami petani selalu akan jadi korban yang terdampak. Pemerintah pusat harusnya menyadari kondisi ini,” kata Yazid.
Padahal menurut Yazid ,ratusan petani Bondowoso optimistis menyambut masa tanam tembakau tahun ini. Iklim kemarau basah yang diprediksi akan berlangsung pada periode musim ini, membuat petani tembakau semangat menabur benih Maesan, varietas unggul tembakau Bondowoso. Seperti yang terlihat dalam gelaran Gebyar Tanam Perdana Tembakau Musim Tanam 2024.
Selain itu kata Yazid meminta perlindungan pemerintah terhadap keberlangsungan komoditas tembakau.
“Melalui momentum Gebyar Tanam ini, kami juga meminta perhatian dan perlindungan pemerintah. Utamanya perlindungan dari peraturan-peraturan yang mengancam mata pencaharian kami. Pemerintah harus bisa melihat realita bahwa sampai hari ini, tembakau masih menjadi andalan sumber penghidupan masyarakat Bondowoso,” ujarnya ,Rabu (29/5/2024).
Untuk diketahui, saat ini luasan tanaman tembakau di Bondowoso mencapai 8 ribu hektar. Maesan menjadi varietas tembakau lokal unggulan dari sisi ketahanan tanam, aroma, hingga warna. Pemkab Bondowoso pun terus melakukan upaya pendampingan dan peningkatan pengetahuan petani tembakau dalam melestarikan varietas tembakau unggulan Maesan 1 dan Maesan 2.
Tentunya hal itu ditunjang dengan penerapan teknologi budidaya yang baik dan benar peningkatan kualitas dan produktivitas.
“Bagi kami masyarakat Bobdowoso, tembakau adalah warisan alam dan budaya. Saat ini, kami para petani tembakau dan pemerintah kabupaten berupaya mewariskan minat generasi muda/milienial di bidang pertanian untuk mendukung kemandirian dan kesejahteraan. Oleh sebab itu, kami berharap pemerintah pusat khususnya, bisa melihat realita ini dan mendukung keberlangsungan serta masa depan tembakau Bondowoso,” harapnya.
Dalam gelaran Gebyar Tanam Tembakau yang diinisiasi oleh Kelompok Tani Lancar Jaya III, Desa Pekalangan, Kecamatan Tenggarang, Bondowoso ini juga membahas strategi pengembangan komoditas tembakau unggulan regional dan nasional Jawa Timur .
Lebih-lebih untuk melihat peluang pasar, karakteristik dan potensi wilayah dengan penerapan teknologi budidaya tembakau. Sekaligus menyerap aspirasi petani tembakau terhadap isu-isu pertembakauan khususnya dari sisi regulasi seperti RPP Kesehatan yang mengancam masa depan hulu hingga hilir ekosistem pertembakauan (*)