Ekonomi & TeknologiFeaturedKabar MojokertoLensa Nusantara

Genjot Ekraf ,Pemkot Mojokerto Fasilitasi Pelatihan Batik Printing dan Bordir

Screenshot_2024-04-05-09-17-02-02_99c04817c0de5652397fc8b56c3b3817

 

Mojokerto – Untuk mendukung ekonomi kreatif (ekraf) di Kota Mojokerto, melalui Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopukmperindag) Pemerintah Kota Mojokerto senantiasa meningkatkan kapasitas para pelaku ekraf.

6728ecd88ab74cb1b023609657811a20
IMG-20240425-WA0040

Diantaranya dengan membekali para pembatik professional Kota Mojokerto dan para lulusan inkubasi wirasusaha dengan pelatihan diversifikasi batik dengan teknik printing malam dingin.

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat meninjau pelatihan diversifikasi batik dengan teknik printing malam dingin pada Kamis (27/10) di Gedung Workshop Alas Kaki Surodinawan menyampaikan bahwa untuk membuat batik ada berbagai teknik atau cara yang dikembangkan.

Dari berbagai teknik atau cara pembuatan batik inilah yang nantinya menentukan harga jual ada di level mana pangsa pasar yang akan diraih berdasarkan teknik tersebut.

iklan dalam

“Kami memberikan fasilitasi pada pelaku industri kreatif bidang batik untuk bisa mendapatkan ilmu tentang berbagai jenis teknik pembuatan batik. Agar pangsa pasar dari level yang terendah sampai yang tertinggi nanti bisa kita layani, kita kuasai,” kata perempuan yang akrab disapa Ning Ita ini.

Lebih jauh ia juga menyampaikan bahwa para pembatik di Kota Mojokerto juga harus menyadari bahwa batik sudah menjadi sebuah industri. Oleh karenanya juga harus secara cerdas memperhatikan batik dari sisi bisnis. “Kita akan memberikan pemahaman, karena batik sudah menjadi sebuah komoditas massal.

Dan pembatik Kota Mojokerto akan bersaing dengan industri sejenis yang berasal dari berbagai daerah di luar kota Mojokerto. Bagaimana menekan harga jual itu ya harus sama dengan produk sejenis yang dihasilkan dari daerah-daerah di luar Kota Mojokerto,” tegasnya.

Dukungan pengembangan skill juga diberikan pada peserta inkubasi wirausaha bordir. Sejak Senin (24/10) lalu, telah berlangsung pelatihan lanjutan bagi peserta yang telah bergabung sejak tahun lalu dan masih eksis. Melalui pelatihan empat hari ini, diharapkan dapat meniningkatkan kemampuan bordir peserta, sehingga menghasilkan produk yang lebih berdaya saing.

“Aplikasi bordir ini juga sudah begitu luas. Dulu mungkin hanya di jilbab, baju, atau taplak. Tapi sekarang, bahkan di sandal bisa diaplikasikan bordir,” ujar Ning Ita saat meninjau pelatihan bordir di Gedung Raw Material, Jalan Raya Blooto di hari yang sama.

Pihaknya juga meyakinkan kepada para wirausaha baru tersebut untuk tidak takut bersaing dengan meskipun berbagai daerah juga menawarkan produk sejenis.

“Meskipun Kota Mojokerto sudah terkenal dengan industri alas kakinya, tetapi perlu ada oleh-oleh varian lainnya. Karena ke depan kita akan menuju Kota Wisata berbasis Sejarah dan Budaya,” ungkap Ning Ita.

IMG-20240429-WA0000
67f1cfdb785348099fb80d095209944c

Related posts

Soal Ucapan 'Politisi Sontoloyo' Ketua MPR : Presiden Juga Manusia

Pendaftaran Bacaleg Melalui SILON Dibuka 1-14 Mei 2023 ini Syaratnya

Danramil Maesan Rutin Silaturahmi dengan TOGA dan TOMAS

error: Content is protected !! silahkan di menghubungi admin jika ingin copy conten ini ... terima kasih