FeaturedPariwisata & Budaya

Gandrung Banyuwangi Ucapan Syukur Pasca Panen

Screenshot_2024-04-05-09-17-02-02_99c04817c0de5652397fc8b56c3b3817

Tarian ini di bawakan sebagai ucapan syukur masyarakan pasca panen dan dibawakan dengan iringan instrumen tradisional khas Jawa dan Bali. Tarian ini di bawakan oleh sepasang penari, yaitu penari perempuan sebagai penari utama atau penari gandrung, dan laki-laki yang biasa langsung di ajak menari, biasa disebut sebagai paju.

Pada perkembangannya tari Gandrung tidak hanya dilakukan berdua namun dilakukan secara masal dalam gelaran acara Gandrung Sewu. Seribu lebih penari Gandrung menari di tepi Pantai Boom, yang sudah menjadi agenda tahunan di bumi Blambangan.

6728ecd88ab74cb1b023609657811a20
IMG-20240425-WA0040

Gandrung sewu artinya event budaya yg digelar setiap tahun pada rangkaian Banyuwangi Festival. Pertunjukkan tari kolosal ini sudah menjadi galat satu even budaya daerah yg paling dinantikan-tunggu oleh para wisatawan.

Pada awalnya Gandrung Sewu digelar untuk mengenalkan kemegahan budaya Banyuwangi ke khalayak luas. Kini  Gandrung Sewu sudah berubah menjadi menjadi satu ikon pariwisata favorit Banyuwangi yg sangat dinanti oleh masyarakat luas.

iklan dalam

Event Gandrung Sewu,  selama ini memperkuat posisi Banyuwangi dalam peta persaingan pariwisata di Indonesia. Pantai menjadi salah satu destinasi wisata alam andalan pada Banyuwangi. Lewat event ini, menjual event budaya sekaligus destinasi alam. Gandrung Sewu terbukti sudah menjadi daya tarik pariwisata Banyuwangi.

Ditilik dari asal-usulnya, Tari Gandrung sudah lama dikenal masyarakat Banyuwangi. Tampak dari pakaiannya, Tari Gandrung banyak dipengaruhi budaya Bali semasa Kerajaan Blambangan.

Kerajaan Blambangan sendiri berdiri pada abad ke-16 yang merupakan kerajaan Hindu terakhir di Pulau Jawa. Kerajaan itu berpusat di ujung Pulau Jawa.

Tari Gandrung adalah khas Banyuwangi yang merupakan perwujudan rasa syukur masyarakat setelah panen. Pada mulanya tarian ini adalah bentuk syukur kepada Dewi Sri atau Dewi Padi. Gandrung juga berarti ‘yang disenangi atau digandrungi’ sehingga tarian ini mengungkapkan suka cita.

Menurut tulisan Scholte tahun 1927, Tari Gandrung mulanya ditarikan oleh pria yang berdandan seperti wanita. Instrumen utama tarian ini adalah gendang atau gamelan khas Osing.

Ketika agama Islam masuk wilayah Blambangan, penari Gandrung laki-laki mulai perlahan hilang. Ini karena dalam ajaran Islam, pria tak boleh berpakaian wanita.

IMG-20240429-WA0000
67f1cfdb785348099fb80d095209944c

Related posts

Sambut HUT Kemerdekan RI ke – 75, Prajurit Lanal Banyuwangi Gelar Lomba Renang Militer Antar Satker

Danjen Akademi TNI dan Kalemdik Akpol Kunjungi Latsitardanus 39 Di Jember

Bentuk Solidaritas Forum Komunikasi LSM,ORMAS dan Wartawan Kunjungi Ahroji Dis Sel Polres Bondowoso

Redaksi Tapalkuda
error: Content is protected !! silahkan di menghubungi admin jika ingin copy conten ini ... terima kasih