Bondowoso – Bupati Bondowoso KH.Salwa Arifin menerima penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik tahun 2019. Penghargaan diserahkan langsung oleh Menpan RB Syarifudin , Kamis malam (18/7) di Ballroom Hotel Gumaya Tower, Semarang.
Piagam penghargaan diberikan atas inovasi Geladak Kancil Jawara. Yakni gerakan para jawara sebagai penggerak utama menyadarkan kepedulian orang tua terhadap pendidikan anak sekaligus menjaring anak kembali ke sekolah terutama di wilayah pinggiran.
Bupati menyampaikan, rasa syukurnya atas penghargaan tersebut, karena dari 3.156 inovasi Kementerian maupun Provinsi dan Kabupaten. Inovasi milik Bondowoso masuk dalam Top 99.

- Bupati Bondowoso Launching Beras Sintanur Wangi Lembah Raung Berstatus Indikasi Geografis
- Simbolis Bupati Bondowoso Serahkan 4.502 Petikan SK Pengangkatan PPPK Paruh Waktu Formasi
- SDN Pakisan 5 Tlogosari Ukir Prestasi, Wakili Bondowoso Raih Penghargaan Adiwiyata Jatim 2025
- Aspirasi PPPK dan Honorer Mengalir, Golkar Bondowoso Gandeng DPR RI dan BKPSDM
- Dugaan Korupsi Hibah Ternak di Banyuwangi, JPKP Jatim Lapor ke Kejari
Dijelaskan Bupati bahwa penghargaan bukanlah tujuan utama, karena bagi Bondowoso ini hanyalah bonus saja.
“Yang terpenting adalah dengan inovasi-inovasi yang kita lakukan mampu meningkatkan pendidikan di Kabupaten Bondowoso,” jelasnya,Jum’at 19/07/2019.
Bupati menyampaikan terimakasih kasih kepada OPD di lingkungan Pemkab Bondowoso, khususnya Dikbud dan bagian organisasi.
“Jadikan ini sebagai motivasi untuk terus memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat dalam peningkatan pendidikan,” harapnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bondowoso,H. Harimas menerangkan bahwa proses seleksi kompetisi inovasi yang diseleranggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Kemenpan RB) itu,diperoleh dengan lebih dulu melakukan persentasi produk inovasi yang diikutkan.
“Dari Bondowoso, Bupati tampil mempresentasikan inovasi Geladak Kancil Jawara,” ungkapnya.
Dikatakan bahwa Geladak Kancil Jawara, bertujuan untuk mengoptimalkan pelayanan prima pada pendidikan anak-anak di kawasan terpencil.
“Para tokoh masyarakat atau Jawara yang berjumlah 15 orang mengajak anak untuk kembali ke sekolah dan menyadarkan orang tua peduli terhadap pendidikan anak. Gerakan ini dilaksanakan karena banyak anak putus sekolah setelah lulus SD,”imbuhnya
Inovasi ini, kata Harimas dilaksanakan di SMPN 2 Pakem. Dimana sekolah memfasilitasi kebutuhan sekolah berupa seragam, sepatu, dan mobil antar jemput secara gratis.
Jawara merupakan tokoh yang memiliki pengaruh kuat di desa, para Jawara kemudian diajak bersama untuk menyelesaikan masalah pendidikan anak di kawasan terpencil.







