BONDOWOSO – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Jember (Unej) menilai Desa Wisata Rengganis Glingseran ,Wringin Bondowoso memang layak menjadi pioner wisata desa.
Ketua LP2M Unej Prof Achmad Subagyo saat kunjunganya di wisata Rengganis Glinseran bersama perwakilan Universitas Trunojoyo Madura, Universitas Airlangga Surabaya, ITS Surabaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya, IAIN Jember dan tuan rumah Unej. Sedangkan dari PTS yakni Universitas Islam Jember, Universitas Muhammadiyah Jember, dan IKIP PGRI Jember menyampaikan bahwa adanya kuliah kerja nyata (KKN) kolaboratif di Jawa Timur untuk menjawab permintaan Gubernur Jawa Timur.
“Diharapkan kegiatan KKN yang dilakukan oleh perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi warga, khususnya warga perdesaan.Untuk merealisasikan gagasan KKN kolaboratif, Pusat Kuliah Kerja Nyata LP2M Universitas Jember mengunjungi wisara Rengganis Glingseran,” ungkapnya di lokasi ,Rabu 18/9/2019.
Menurutnya program KKN yang dilakukan oleh PTN dan PTS di Jawa Timur sangat strategis dijadikan sebagai salah satu alat untuk menjawab berbagai masalah yang ada di Jawa Timur, khususnya di perdesaan, sehingga berharap ada program KKN bersama yang solutif dan berkesinambungan,nah Glingseran ini merupakan pioner yang bisa dicontoh desa-desa lainya untuk pengembangan wisata desa,” kata Rektor Unej Moh. Hasan di Jember ini.
Sementara itu Hermanto koordinator pemberdayaan dari Unej menjelaskan bahwa dari pengalaman di Unej, banyak desa yang tidak mau ditinggal oleh mahasiswa setelah masa KKN usai, sehingga mereka tetap berharap ada pendampingan secara kontinyu, sehingga Pusat KKN LP2M Kampus Tegalboto Unej sedang menyusun model KKN baru, yakni mahasiswa akan datang ke desa setiap hari Sabtu dan Minggu.
“KKN Kolaboratif Jatim nantinya mengangkat satu tema spesifik dan dilakukan di beberapa kawasan di provinsi setempat, misalnya KKN kolaboratif di wilayah Madura, Tapal Kuda dan Mataraman,” ungkapnya.
Menurutnya masing-masing institusi tentu sudah punya model dan tujuan KKN yang menyesuaikan dengan kekhasan masing-masing perguruan tinggi.
“Kunjungan ini guna menyamakan persepsi dan merumuskan bentuk KKN bersama di Jatim yang kolaboratif, tematik, inovatif dan berkelanjutan,dan akan dibahas secara detail dalam rapat koordinasi,” ujarnya.
Menurutnya penentuan lokasi dan tema itu berbasis pada isu strategis pembangunan daerah maupun hasil riset perguruan tinggi yang ada, kemudian mengidentifikasi peran masing-masing stakeholders dan diakhiri dengan menentukan model kolaborasi.
“Kami mengusulkan fokus KKN kolaboratif Jatim ada di tiga aspek yaitu aspek pemenuhan pelayanan dasar sosial seperti kesehatan dan pendidikan, kemudian aspek ketahanan ekonomi dengan membangun produk unggulan desa, dan aspek ekologi,Wisata rengganis ini sangat pas,” imbuhnya.
previous post