Beranda Politik & Pemerintahan Pri Bowo dan Aming Rais Menakuti, Baiknya Kita Tertawa Bersama

Pri Bowo dan Aming Rais Menakuti, Baiknya Kita Tertawa Bersama

0
IMG_20240826_000057

Opini tapalkudamedia.com

Oleh : Imam Fadoli

Menjelang 2019 dimana banyak kalangan menganggap sebagai tahun politik, akting dua entertainer politik Pri Bowo dan Aming Rais yang kerap berorasi dengan nada tinggi dan menakut-nakuti telah mempengaruhi alam bawah sadar saya. Mimik muka, suara serak, mata mendelik, dan gaya sok pahlawan mereka yang diiringi sorak-sorai cheerleaders pendukungnya itu mengantarkan ingatan pada masa kecil dimana seorang teman sedang menangis sambil meneriakkan ancaman, sesekali juga makian. Dari hidungnya keluar ingus yang belepotan hingga ke mulut, dan jari telunjuk berkali-kali diacungkan semaunya.

Ingatan saya tentang teman kecil berkembang menjadi imajinasi dengan menjejerkannya diantara Pri Bowo dan Aming Rais yang gaya atau ekspresi marah dan nangis ngambeknya kurang lebih sama. Bedanya, kedua kotoh (Madura: kutu), eh eh… maksudnya kedua tokoh tersebut tangisannya tanpa air mata dan ingus. Tetapi mereka sama-sama mengekspresikannya dengan berok-berok (Jawa: teriak) dan mengacungkan jari.

Fenomena nangis hingga ngancam dengan segenap ekspresi yang tergambar di atas memang kerap dilakukan anak-anak usia SD. Biasanya, mereka akan berbuat seperti itu ketika kondisi psikisnya tertekan. Ada beberpa anak yang ketika merasa keinginanannya tak terakomodir, maka mereka memilih melakukan aksi demonstrasi dengan berakting ngambek. Akting semacam ini biasanya dilakukan oleh anak yang sebelumya pernah minta atau mengharapkan sesuatu kepada orang tua, sanak saudara, atau teman mainnya tapi tak dituruti, kemudian mengulangnya dengan gaya nangis, memaki, hingga ngancam. Dengan akting semacam ini, sang anak berharap keinginannya tak lagi ditolak dan bisa segera terkabul. Jalan pintas dengan kebohongan semacam ini tentu tidak baik bagi mental sang anak, tetapi apabila orang di sekelilingnya salah merespon, maka bisa jadi nantinya si anak akan terbiasa melakukan hal serupa terus menerus hingga dewasa dan tua. Hal ini juga dialami oleh beberapa tokoh polotik di Negeri ini dengan beragam akting peran yang dipertontonkan.

Baca Juga :  Politik Kenegaraan dan Tagline Mengawal Negara dari Tapal Kuda  

Dari gesture yang ditunjukkan, saya melihat adanya kesamaan prilaku Pri Bowo dan Aming Rais dengan anak-anak yang sedang protes pada orang tua atau sanak saudaranya. Keduanya, lagi-lagi di mata saya tampak sedang tertekan. Entah tertekan karena apa, tapi yang jelas di permukaan Pri Bowo dan Aming Rais adalah seorang Aktor senior dalam panggung politik di barisan oposisi yang sedang bertarung dan dalam posisi terpojok. Aksi-aksi kedua aktor tersebut belakangan ini menunjukkan sikap protes mereka kepada Ibu Pertiwi karena apa yang selama ini mereka inginkan selalu diwarnai kegagalan. Rentetan penolakan atas keinginan atau niat mereka menjadi penguasa negeri dalam beberapa Pemilu selalu ditolak (dikalahkan) oleh fakta kemenangan lawan lawannya. Dalam kondisi demikian, maka akting ngancam seperi anak kecil menjadi sangat mungkin diterjemahkan dalam ekspresi politik mereka, baik yang sudah berlalu, saat ini, maupun nanti, tergantung bagaimana respon yang ada. Kita tentu sudah sering mendengar atau membaca berita di media tentang sepak terjang mereka yang dinilai kekanak-kanakan semacam ini.

Baca Juga : Atraksi Jungkir Balik Politisi di Panggung Politik   

Setelah berakting dengan berok-berok, bapak-bapak yang kelihatannya gagah dan berwibawa ini tentu mengamati dan mempelajari serta memperhitungkan langkah-langkah yang akan mereka gunakan selanjutnya. Masihkan akan menggunakan cara yang sama atau akan merubah dengan gaya baru bergantung pada respon lawan-lawan politiknya termasuk kita semua Warga Negara Indonesia yang meski diantaranya hanya sebagai penonton saja. Jika respon yang ada cenderung hanyut terbawa alur cerita akting yang dibawakan, maka bisa jadi hal serupa akan terus diulang-ulang dan semakin menjadi-jadi. Sebaliknya, jika kita biarkan berlalu begitu saja dengan senyuman, atau dimaksimalkan lagi dengan tertawa bersama-sama, tentu mereka akan kebingungan dan mungkin akan merasa malu (kalau masih punya). Dengan begitu, harapannya agar mereka menyadari bahwa kita sudah mengetahui tentang apa yang sedang mereka lakukan hanyalah akting belaka, layaknya anak kecil yang pura-pura ngambek di hadapan orang tua, sanak sauda, maupun teman-temannya. Wallahua’lam*) redpel_rabi

Salinan dari Salinan dari Salinan dari Salinan dari Black Modern Music News Headline Instagram Post_20231029_082045_0000
Salinan dari Salinan dari Salinan dari Black Modern Music News Headline Instagram Post_20231029_070314_0000
Black Modern Music News Headline Instagram Post_20231021_165812_0000

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini