Ribuan Masyarakat saksikan Peluncuran SIKONA maskot Pilkada Bondowoso 2024

Oplus_131072

Bondowoso – KPU Bondowoso menetapkan maskot pemilihan Bupati dan wakil Bupati Bondowoso “Sokona”.

Peluncuran maskot tersebut dilaksanakan di Alun-alun RBA Kironggo disaksikan ribuan Masyarakat Bumi Kironggo,Selasa 11/06/2024 malam.

Komisioner KPU Bondowoso Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilihan, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia (SDM), Sunfi Fahlawati menyampaikan bahwa pihaknya mengakomodir seniman-seniman lokal Bondowoso.

“Saya hanya ingin mengakomodir temen-temem seniman Bondowoso,ada 8 orang ketuanya ketuanya pak Fandy ,”ungkapnya.

Menurutnya di Bondowoso begitu banyak seniman yang berpotensi,jika di Bondowoso ada mengapa harus ambil diluar kota.

Sementara itu Fandy menyampaikan bahwa maskot Sikona terinspirasi dari kebudayaan desa Blimbing Topeng Kona .

Fendi juga menjelaskan makna dari maskot tersebut.

tentang sekolah yang sudah dipilih sebagai maskot Pilkada penjurusan ini terinspirasi dan digali dari aset budaya yang berasal dari Desa blimbing Kecamatan klabang Kabupaten Bondowoso asli asli insya Allah seluruh masyarakat ini ditemukan di desa tersebut di mana ada

Menurutnya figur Sikona dimasa lalu pernah membabat Desa belimbing dan memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang.

*Topeng warna ini ada beberapa ornamen yang kita kenal yang kita lihat di belakang Ini yang memiliki filosofi yang pada hakekatnya bagaimana visual dari topeng berwarna ini dapat menumbuhkan kecerdasan spiritual bagi kita semua sehingga siapapun pemimpin Bondowoso akan mengambil makna dan hakikat dari simbol-simbol yang ditampilkan ,”harapnya.

Pertama kata Dia ada 3 lekuk gelung seperti yang biasa digunakan oleh seorang Adipati tetapi karena perjalanan dari Mataram menuju Desa Blimbing Sang penemunya yaitu seng atau mbah orang yang dituakan yang pertama itu menunjukkan kewibawaan seseorang sehingga berpengaruh pada tingkah lakunya.

” Yang kedua ,pada tingkat kedua itu menunjukkan bahwa yang bersangkutan atau siapapun yang memimpin pada masanya dan hingga pada masa kini adalah orang yang beribadah, budaya Jawa disebut berkepribadian nyagere (madura-red) keluasan cakrawala,”imbuhnya.

Didepan belukuk kelapa yang masih muda mengisyaratkan bahwa kaderisasi berjalan berkesinambungan bahwa satria yang bakal dipilih.

Kemudian Melati menyimpulkan bahwa seorang pemimpin memiliki kewajiban dari hati untuk ditularkan kepada masyarakat.

“Gungseng di kaki kanan ,sebagai karaktee mengerincing maka kekuatan yang akan diambil oleh langkah-langkah selanjutnya generasi yang akan memimpin kedepan, akan mengambil langkah keadilan yg berjalan secara berkesinambungan,”pungkasnya.

 

Related posts

Letkol Inf Moch Sroedji Diusulkan Gelar Pahlawan

Musda  MD KAHMI IV Bondowoso Tetapkan 5 Kader Terbaik Jadi Presidium

Prioritas Komisioner Baru KPU Bondowoso Sinergitas Antar Divisi