BONDOWOSO – Tradisi tahunan bagi sebagian besar warga tapal kuda adalah sembelih sapi patungan,setiap menjelang perayaan Idul Fitri. Seperti lebaran tahun ini.
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi melonjaknya harga daging di pasar.Seperti yang dilakukan masyarakat di Wilayah Glingseran , Wringin Bondowoso .
Kepala Desa Glingseran Sulaedi mengatakan,” Tradisi Patungan setiap menjelang H – 1 sudah berlangsung lama, hal tersebut guna memenuhi kebutuhan daging sapi bagi warga setempat agar tidak perlu ke pasar,” jelasnya.
Menurutnya, sapi yang disembelih kali ini telah disiapkan guna meringankan beban warga.

“Ini patungan setiap warga yang ingin patungan membayar Rp.200 .000 kita dari awal sebelum bulan Ramadhan telah menyampaikan bagi yang ingin memesan bisa langsung kekoordinator,”ungkapnya.
Sulaedi menympaikan bahwa harga sapi yang dibeli dari hasil patungan tersebut Rp 15.700.000 dengan hanya membayar Rp 200.000 warga bisa membawa pulang daging bagus 2 kg dan 1,5 kg daging rawonan dan kikil , semua dibagi rata kecuali kulit dan kepala.
“ Jika dibandingkan dengan membeli di pasar masih lebih murah, sebab, dengan Rp200.000 tidak akan dapat 2 kg,” tegasnya.
Lebih lanjut pria yang banyak disukai warganya ini mengungkapkan, harga daging di pasar saat ini cukup tinggi, 120-130 ribu per kilogram.
“Saya berharap, dengan tradisi patungan ini kita bisa meringankan beban warga setempat dan membantu memenuhi kebutuhan daging bagi mereka untuk perayaan lebaran idul Fitri 1439 hijriyah,” tandasnya.
Untuk diketahui sembelih sapi secara patungan ini merupakan tradisi yang rutin dilakukan disejumlah desa yang ada diwilayah tapalkud dengan gotong royong..