BONDOWOSO – Diduga pembangunan yang dinilai tidak sesuai dengan sosialisasi yang pernah disampaikan ,sejumlah penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di Desa Mangli Kecamatan Pujer mengaku kecewa atas bantuan program yang mereka terima.
Seperti yang disampaikan Reka Rudianto, salah satu penerima program BSPS mengatakan, ketika mengikuti sosialisasi di Balai Desa, semua kebutuhan penerima BSPS akan dipenuhi untuk membuat rumah.
Tetapi kenyataannya, menurut dia semua penyampaian itu dinilai omong kosong belaka. Sebab, banyak kebutuhan yang tidak dipenuhi. Bahkan, ada pengurangan material.
“Apa yang kami terima tidak sama dengan sosialisasi yang pernah disampaikan. Contohnya Genteng, pada saat sosialisasi Kami akan menerima seribu. Tapi, yang kami terima hanya lima ratus saja,” kata Reka rudianto di Desa Mangli, Selasa (10/5)/2022.
Adapun alasan yang disampaikan oleh pelaksana kegiatan, kata Reka ,pengurangan material dilakukan untuk dialihkan kepada kebututuhan material lainnya. Padahal, menurutnya banyak kebutuhan yang harus dia penuhi sendiri.
Diperkirakan, semua material yang diterima berupa batu bata, semen, pasir, kayu, genteng dan sejumlah material lainnya bernilai 12 juta jika di uangkan. Iapun, harus mengeluarkan uang sendiri untuk mencukupi kebutuhan pembangunan rumah.
“Saya hitung dengan harga material di pasaran, yang saya terima bernilai sekira 12 juta. Seharusnya, seperti sosialisasi yang pernah saya dengarkan, saya mendapatkan 20 juta keseluruhan. Berupa material dan ongkos tukang,”paparnya.
Sementara itu ,Kepala Desa Mangli Ahmad Haryono sebagai tim teknis di Desa enggan memberikan keterangan soal teknis pelaksanaan bantuan kepada 90 penerima BSPS di Desa Mangli itu.
Bahkan, terkesan sengaja mematikan telepon seluluernya ketika dihubungi.
Pihak Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Tata Ruang Bondowoso hanya sebatas melakukan verifikasi kelayakan rumah penerima bantuan. Hal itu disampaikan oleh Putu, Kepala Bidang Kawasan Permukiman. Menurut Putu, semua teknis pembelanjaan program itu dilakukan oleh kelompok penerima bantuan.
“Kita datang ke Desa hanya memberikan sosialisasi. Untuk teknis diserahkan semua kepada masyarakat,” paparnya.
Putu menerangkan, Desa Mangli merupakan Desa terbanyak penerima program BSPS. Dari 227 unit program BSPS yang tersebar di 6 Desa, Desa Mangli mendapatkan 90 unit . Pelaksanaan program yang bersumber dari APBN itu dimulai sejak bulan Maret lalu, program akan berakhir pada bulan Juli.