Tetap Menjaga Nilai Akar Budaya Kota Mojokerto Transformasi Menuju Metropolis

 

Mojokerto – Kota Mojokerto tengah bertransformasi menuju kota metropolis .Kendati demikian masih tetap menjaga nilai akar budaya nenek moyang.

Hal tersebut dibuktikan dengan ditetapkannya Kelurahan Kedundung dalam nominasi empat kelurahan terbaik pada pelaksanaan Lomba Gotong Royong tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2022.

“Kota Mojokerto tentu sebagai kota yang mengarah kepada metropolis, sebagai kota hinterland (kota penyangga) dari ibu kota provinsi, Surabaya, gotong royong masih tetap bisa dipertahankan menjadi budaya di tengah masyarakat kita,” jelas Wali kota saat menyambut kedatangan tim penilai Lomba Gotong Royong, di Sabha Kridatama Rumah Rakyat Kota Mojokerto, Senin (25/7).

Sebagaimana diketahui, gotong royong adalah fondasi dasar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gotong royong ini menjadi sebuah budaya yang sudah mengakar, ciri khas masyarakat Pancasila.

Sementara itu di tengah perkembangan zaman yang semakin modern, Indonesia berhadapan dengan gempuran beragam nilai yang tidak sesuai dengan akar budaya nenek moyang dan Pancasila.

Sehingga menurutnya, menjaga nilai-nilai dalam Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat menjadi tantangan tersendiri, terlebih bagi daerah metropolitan.

Menghadapi proses penilaian tersebut, sosok yang akrab disapa Ning Ita ini mengapresiasi seluruh pihak, terutama tim Kelurahan Kedundung, yang telah mengerahkan usaha terbaik sehingga dapat mencapai titik ini. Ning Ita juga berpesan agar tim Kelurahan Kedundung dapat memaparkan dengan baik serta menunjukkan bahwa apa yang ada dalam administrasi linier dengan kenyataan di lapangan.

Kedepan, pihaknya berharap agar prestasi ini tidak hanya dicapai satu atau dua kelurahan saja. “Tetapi seluruh 18 kelurahan yang ada di Kota Mojokerto, sehingga Kota Mojokerto dapat menjadi barometer sebuah daerah yang metropolis namun masih menjaga nilai akar budayanya,” tegasnya.

Hal senada juga diungkapakan oleh Ketua Tim Penilai Lomba Gotong Royong, Tri Yuwono, “Di tengah kemajuan zaman yang saat ini menuju Society 5.0, mari kita bersama-sama tetap bangga menjadi bangsa yang mengejawantahkan nilai gotong royong baik antara pemerintah, masyarakat dan lembaga masyarakat,” imbuhnya.

Dengan demikian, pihaknya juga berharap melalui pelakasanaan lomba ini, dapat menjadi upaya dalam rangka melestarikan sekaligus memupuk semangat nilai-nilai Pancasila di tengah masyarakat.

Tri Yuwono juga menjelaskan bahwa terdapat empat aspek dalam penilaian praktik gotong royong di pemerintah kelurahan. Yaitu, Bidang Kemasyarakatan (30%), Bidang Ekonomi (20%), Bidang Sosial dan Agama (30%) serta Bidang Lingkungan (20%). Sementara untuk pelaksanaanya, penilaian Kelurahan Kedundung akan berlangsung pada 25-26 Juli 2022

 

Related posts

Ketua KPU Bondowoso Lantik 115 PPK untuk Pilkada 2024

Ketua DPC PKB Bondowoso Mengaku Belum Kantongi ” Ijin Tertulis ” Bacabup Pilkada 2024

“Semalam di Desa Kretek” Cara Pemkab Bondowoso Dekatkan Layanan bagi Masyarakat