Banyuwangi – Masyarakat Banyuwangi masih belum banyak yang tahu Kantor Desa Tapanrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur ada rumah dinas kepala desa. Salah satu ruangan ( kamar ) rumah dinas tersebut dulu pada 26 Juli 1970 tepatnya hari Kamis Presiden Soeharto pernah singgah.
Ada beberapa warga saat ini masih hidup yang melihat kunjungan Soeharto kala itu.
Masyarakat kaget, tidak menyangka dan tidak tahu maksud dan tujuan kehadiran Soeharto.
Soeharto tinggal di Desa Tapanrejo selama sehari semalam. Meski pejabat tertinggi negara, Soeharto sangat ramah dengan rakyat, dan sederhana. Untuk tempat istirahatnya pun hanya tidur di ranjang yang sederhana dengan ukuran 1,5 meter x 1 meter, kamar kurang lebih berukuran 2,5 x 2,5 meter persegi.
Kamar tidur Soeharto tersebut sampai saat ini masih berdiri kokoh, dirawat oleh perangkat Desa Tapanrejo. Peralatan yang ada di dalam kamar berupa dipan, kasur, bantal, sprei warna coklat juga lampu minyak kuno yang berada di meja kayu serta foto Soeharto, sampai saat ini masih utuh.
Tommy Soeharto atau yang sering disebut Hutomo Mandala Putra anak Presiden Soeharto pada tahun 2018 saat ke Banyuwangi menyempatkan diri untuk ke Desa Tapanrejo, Kecamatan Muncar guna mengunjungi kamar yang pernah disinggahi oleh almarhum Soeharto, Presiden kedua Republik Indonesia.
Kepada awak media, Drs Sulaiman Kepala Desa Tapanrejo menyampaikan bahwa sekitar sebulan yang lalu dari Dinas Pariwisata juga pernah ke sini, saya dimintai keterangan dan saya pingin nanti ke depan sebagai wujud saya menghormati itu saya jadikan museum, Jum’at, 05/11/2021.
Masih Drs Sulaiman,” karena ini pesan dari Pak Tommy Soeharto tidak boleh dirubah tatanan, termasuk juga lantai plester tidak boleh diganti keramik, ini saya pingin hanya mengembangkan jadi museum, insyaa Allah bisa bekerja sama dengan museum Pak Harto di Jogja yang nanti kita minta kalau diperkenankan untuk duplikatnya kita bawa ke sini biar ada kenangan yang menarik warga itu tidak hanya sekedar melihat kamarnya tapi juga siapa sosok Soeharto,” pungkasnya. (Reny)