Padahal, sebelumnya Gunung Agung pada Minggu 29 April dari pukul 18.00 hingga 00.00 Wita tidak aktivitas atau nihil adanya gempa.
Menurut Kasubid Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi, Devy Kamil Syahbana, erupsi malam ini menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Agung belum stabil.
“Makanya, kami masih tetap menyatakan Gunung Agung pada status Level III,” katanya.
Devy mengatakan, bahwa aktivitas gempa memang sudah berkurang, bahkan tidak terjadi gempa dalam enam jam terakhir. “Kemarin ini, gempa memang sempat berkurang. Berkurangnya jumlah gempa bisa karena aktivitasnya menurun atau bisa jadi juga karena ada penyumbatan dan akumulasi energi di kedalaman dangkal,” terangnya.
Pihaknya mengingatkan kembali bahwa erupsi tidak selalu terjadi pada saat jumlah gempa paling banyak. Bulan September-Oktober 2017 lalu gempa sampai seribuan per hari tapi erupsi justru terjadi pada saat gempa rendah jumlahnya di November 2017.
“Kami harap erupsi ini menjadi pengingat bagi semua bahwa kita masih belum boleh mendaki Gunung Agung. Masyarakat diharapkan agar mengikuti rekomendasi PVMBG karena hanya kami yang memonitor Gunung Agung 24 jam setiap hari,” jelasnya.
Pihaknya pun mengimbau masyarakat dan wisatawan agar tidak beraktivitas di radius bahaya sekira 4 km dari Puncak Gunung Agung.(Ari)