Lumajang – Prospek bisnis kayu sengon di Lumajang terbilang cukup baik
Hingga November 2022, nilai investasinya melampaui target, angkanya tembus Rp 339 miliar.
Kendati demikian perolehan ini rupanya tak membuat pemerintah ambisius menggenjot target investasi sektor tersebut pada tahun depan.
Proyeksi tahun depan hanya dipatok Rp 201 miliar, atau naik hanya Rp 10-15 miliar dari tahun sebelumnya.
Kepala DPMPTSP Lumajang, Ari Murcono, menjelaskan investasi sektor kayu semakin bertambah baik tidak lepas dengan hadirnya Mal Pelayanan Publik.
Pihaknya mengklaim inovasi tersebut dianggap semakin memudahkan para pengusaha untuk berinvestasi.
Sebab, pengurusannya sudah terpadu.
“Harapan kami untuk target memang harus lebih baik dari tahun ini. Tetapi kami tidak ingin jumawa langsung mematok target tinggi,” tegasnya.
Salah satu yang menjadi pertimbangan adalah ancaman resesi.
Sedangkan, pasar terbesar sektor industri kayu terbesar saat ini yakni ekspor.
Kemudian, melimpahnya industri kayu di Lumajang ternyata beriringan dengan banyaknya aset yang dimiliki pengusaha kayu.
“Resesi ekonomi itu kan secara global, sedangkan banyak perusahaan kayu yang kirim produknya ke luar daerah hingga ke luar negeri. Kami tidak berharap negara-negara di luar sana yang menjadi tempat tujuan ekspor kayu Lumajang menutup diri, tetapi kami jaga-jaga supaya target kami tidak anjlok,” pungkasnya