Banyuwangi – Rencana Tata Tanam Global (RTTG) dijadikan antisipasi dampak fenomena El Nino di Kabupaten Banyuwangi .
Selain itu Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi meminta para petani menanam padi varietas yang tahan terhadap kekeringan. Hal tersebut sebagai antisipasi mempertahankan produktivitas padi di Banyuwangi, ditengah fenomena El Nino yang menyebabkan sejumlah wilayah dilanda kekeringan.
Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Ilham Juanda mengatakan, fenomena El Nino menyebabkan suplai air irigasi ke sejumlah lahan pertanian di Banyuwangi mulai berkurang. Dengan kondisi tersebut Dinas Pertanian menghimbau para petani menanam padi dengan varietas yang toleran terhadap kekeringan.
“Dengan kodisi ini kami menghimbau para petani bisa menanam padi engan varietas yang toleran terhadap kekeringan, sebagai langkah antisipasi apabila kekurangan suplai air irigasi,” jelas Ilham Juanda, Senin (30/10/2023).
Pihaknya telah berupaya melakukan langkah antisipasi, dengan mengimplementasikan Rencana Tata Tanam Global (RTTG) yang disusun berdasar kondisi ketersediaan air irigasi. Untuk saat ini, ada 7.408 ha sawah padi yang masuk dalam RTTG yang perlu mendapatkan air.
“Dengan kondisi seperti saat ini, RTTG menjadi penting untuk mengatur pasokan air kepada lahan yang masuk rencana tersebut,” tegasnya.
Menurutnya meskipun dilanda kekeringan disejumlah kecamatan, produksi gabah Banyuwangi untuk bulan September, Oktober dan November 2023 diprediksi mencapai 192.797 ton atau setara 122.807 ton beras. Dengan jumlah konsumsi beras penduduk Banyuwangi berkisar 14 ribu ton/bulan, maka masih ada surplus lebih dari 50 persen.