Banyuwangi-Dalam rangka memperingati Hari Anti Narkotika Internasional, Lembaga Anti Narkotika (LAN) di Hedon Cafe, Jln. Brawijaya, Kelurahan Giri, Banyuwangi. Sabtu, (26/6/2021)
Nampak undangan.yang hadir adalah perwakilan Forkompimda Seperti dari Lapas, Kejaksaan, Polresta, Lanal, Kodim beserta puluhan undangan dari berbagai komunitas pegiat anti narkotika yang ada di Banyuwangi.
Dalam acara peringatan anti narkotika itu juga digelar dialog lewat zomm bagi peserta yang tidak hadir dan dialog langsung hingga 2 jam, dan reshume dari hasil dialog itu akan dikirim ke pihak-pihak terkait seperti BNN Jatim, Bupati Banyuwangi serta pihak terkait lainnya.
Diakhir acara penandangan fakta intergritas perang bersama melawan narkoba di banyuwangi ditandatangani oleh perwakilan semua undangan yang hadir.
“Sayangnya Bupati Banyuwangi ataupun perwakilannya tidak ada satupun yang hadir,” ujar Hakim Said, aktivis LAN Banyuwangi yang juga sebagai moderator dalam acara tersebut.
Setelah acara selesai sekitar 30 aktifis anti narkotika itu meluruk ke kantor Pemda Banyuwangi untuk mencari bupati dan memasang spanduk dipagarnya, yang bertuliskan “Banyuwangi Serentak Lawan Narkoba, Bupati Kemana?”
Hijrotul Hadi ketua LAN Banyuwangi dalam pernyataannya sangat menyayangkan ketidakhadiran bupati banyuwangi maupun utusannya.
“Oleh karenanya kami kesini ke kantor pemda akan menanyakan secara langsung kepada bupati apa langkah kongkrit pemda Banyuwangi dalam upaya memerangi bahaya narkotika,” ucapnya.
“Acara ini diadakan diseluruh dunia saja, kenapa Pemda Banyuwangi tak membuat acara serimonial, kita undang juga gak hadir. Lalu bagaimana dengan nasib generasi muda kita nanti, ingat perang melawan narkoba adalah kewajiban kita semua,” imbuh Hijrotul Hadi.
Lebih lanjut, Hijrotul Hadi mengatakan bahwa, kedepan bersama seluruh aktivis dan warga Banyuwangi yang peduli dengan bahaya narkotika akan turun kejalan meminta bupati beserta jajaran untuk segera membangun kantor Badan Narkotika Kabupaten (BNK) dan meminta pemda Banyuwangi tampil didepan dalam memerangi narkoba.
Sedangkan menurut Danu Budiyono, pentolan Gerakan Rakyat Banyuwangi Bersatu (GARABB), sebenarnya jika Pemda Banyuwangi mau serius dalam upaya perang melawan narkotik tentu bukanlah hal yang sulit.
“Berikan saja akses kepada lembaga anti narkotika yang ada untuk bisa menggalang dana dalam perjuangannya melawan narkotika atau kalau perlu kurangi salah satu event festival, gelontorkan anggarannya kepada lembaga anti narkotika di Kabupaten Banyuwangi, simple kan,” terang Danu.
“Lha kalau diundang hadir dalam acara seremonial deklarasi perang terhadap narkotika seperti ini saja sudah tidak mau hadir bagaimana keseriusan beliau selaku bupati Banyuwangi dalam memerangi bahaya narkotika?? Ini yang harus kita tanyakan langsung kepada bupati” tegasnya
Sementara itu, Alek Budi Setiawan dari Panti Rehabilitasi Napza ‘Genesa’ Banyuwangi Foundation, mengingatkan jika Banyuwangi adalah kabupaten yang strstegis buat peredaran narkotika. Berbatasan langsung dengan pulau Bali, dan dari tahun ketahun begini saja, artinya pengguna narkoba di Banyuwangi tak berkurang.
“Bahkan sesuai data,para penguna narkotika di Kabupaten Banyuwangi tergolong tinggi dibandingkan kabupaten lain di Jawa Timur, untuk itulah diharapkan semua komponen masyarakat bisa aktif ikut dan berperan serta dalam memerangi bahaya narkotika.”Pungkas nya.(SPY/ mam)