Situbondo – Peringatan hari teater dunia (hatedu) yang jatuh pada tiap tanggal 27 Maret, tidak membuat surut semangat para awak dewan kesenian Situbondo (DKS) untuk turut serta menggelarnya di sebuah zona wisata bernama Karang Kene’ (KK) 26 sejak tanggal 6 hingga 7 April 2019.
Dalam seremonial yang dihadiri oleh Bupati dan Wakil Bupati Situbondo, pekerja seni dari Dewan Kesenian Situbondo (DKS), pekerja seni lain, beserta tokoh masyarakat dan warga lokal yang turut menonton pagelaran seni spektakuler itu.

Pada peringatan hari seni teater dunia, itu juga Dewan Kesenian Situbondo telah mendatangkan 25 kelompok teater dan 55 penyair/pujangga dari berbagai pelosok nusantara. Menurut Kepala Desa Olean, Anshori mengatakan bahwa peringatan Hatedu di Olean yang didaulat sebagai tuan rumah itu, adalah bertema “Membaca Indonesia”.
Adapun alasan desa Olean menjadi sebagai tuan rumah dalam acara itu yakni karena desa Olean ingin mengembangkan kesenian maupun kebudayaan di desa itu. Karena selama ini masyarakat desa Olean telah mengembangkan kesenian tradisional.
Adapun sejumlah pertunjukan kesenian tradisional di desa itu yakni ada seni Topeng, Can – Macanan, seni Hadrah, Burdah, seni tari “Ondhur Dateng”, Ritual Penyucian Ketua Adat KK – 26, Rangong Demma serta seni Pojhian KK – 26.
Harapan Kades Olean, Anshori, dengan adanya pertunjukan Hatedu yang ditempatkan di desanya itu, pria berumur 52 tahun itu berharap agar para pelaku seni sastra dan teater juga para pemuda di Situbondo ini bisa memperoleh pengalaman secara literasi dari pentas seni dan sastra.
“Dengan terlaksananya Mateus di desa olean ini, DKS ingin menunjukkan bahwa antara seni, alam, wisata serta literasi adalah sesuatu yang tak bisa dipisahkan dalam sebuah peradaban,” ujar Sahanaya, sang penyair asal Tasikmalaya kemarin. (ans)
