Beranda Pariwisata & Budaya Dedi Mulyadi Dukung Khazanah Kebudayaan Indonesia

Dedi Mulyadi Dukung Khazanah Kebudayaan Indonesia

0
IMG_20240826_000057

KARAWANG –  tapalkudamedia.com

Calon Wakil Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menagaskan bahwa dirinya mendukung setiap khazanah kebudayaan di Indonesia. Salah satunya adalah perayaan Cap Go Meh yang dilakukan masyarakat Tionghoa dalam menyambut tahun baru Imlek.

Pria yang akrab disapa Kang Dedi itu memang lekat dengan sikap toleransinya. Saat menjadi Bupati Purwakarta, Kang Dedi memberikan ruang kepada seluruh Agama untuk mendapatkan porsi pengajaran di sekolah umum.

Bersama Istri Mantan Presiden Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah, Dedi Mulyadi menghadiri perayaan Cap Go Meh di sepanjang Jalan Ir H Djuanda, Minggu (11/3/2018). Perayaan itu dihadiri oleh ribuan masyarakat di Kabupaten Karawang.

“Kegiatan ini cermin bahwa nilai toleransi di Karawang dan di Jawa Barat relatif berjalan dengan baik. Saya selalu mendukung setiap khazanah budaya yang ada di Indonesia,” kata Dedi Mulyadi usai mengikuti kirab Cap Go Meh.

Nilai toleransi yang melekat dalam diri Dedi Mulyadi merupakan bentuk pengajaran dari Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, suami Sinta Nuriyah. Ketika menjabat sebagai Wakil Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi terlibat diskusi mendalam dengan tokoh besar Nadlatul Ulama tersebut.

Menurut pria yang diberi gelar sebagai maesenas (penjaga budaya) dari Federasi Terater Indonesia tersebut Cap Go Meh merupakan simbol pemersatu. Karena itu, dia berkomitmen menggelar perayaan tersebut di seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat.

“Bukan dibawa ke Bandung, tetapi masyarakat di seluruh Jawa Barat diberikan ruang untuk merayakan Cap Go Meh. Sementara ini, acara seperti ini sering ramai di Bogor, Karawang dan Purwakarta yang disatukan dengan hari jadi,” ujarnya.

Salah satu kader terbaik Nahdlatul Ulama itu juga menegaskan para budayawan harus membangun langkah-langkah kreatif. Diantaranya, dengan memasukan unsur kebudayaan Jawa Barat ke dalam perayaan Cap Go Meh.

“Ke depan kan bisa dimasukan, unsur kebudayaan kita ke dalam perayaan ini. Kemudian juga produk yang terlahir itu harus terbaik. Misalnya, kayu dan kulit yang dibuat bedug itu harus terbaik, di kita biasanya seadanya,” kata Dedi memberikan otokritik.

Sementara itu, Ketua Panitia Perayaan Cap Go Meh Karawang, Herry Wiratna mengatakan kegiatan yang ia gelar memang multi etnik. Hal ini terbukti dari berbagai kesenian khas Sunda dan Kalimantan yang turut tersaji.

Senada dengan Dedi Mulyadi, pihak panitia memang bermaksud menonjolkan nilai persatuan dalam perayaan tersebut.

“Komitmen kita, Cap Go Meh bukan hanya milik masyarakat Tionghoa, tetapi juga milik masyarakat Karawang. Saya sepakat dengan Kang Dedi, kegiatan ini juga harus menjadi milik masyarakat Jawa Barat,” pungkasnya.

Sebanyak 61 Joli dan 70 barongsai diikuti kesenian Sunda melakukan kirab budaya yang dipusatkan di Klenteng Kwan Tee Koen, Karawang. (kha)

Salinan dari Salinan dari Salinan dari Salinan dari Black Modern Music News Headline Instagram Post_20231029_082045_0000
Salinan dari Salinan dari Salinan dari Black Modern Music News Headline Instagram Post_20231029_070314_0000
Black Modern Music News Headline Instagram Post_20231021_165812_0000

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini