Khasiat Minuman Tradisional Sarabba

 

Makasar – Suku Bugis Makassar punya minuman khas yang hangat dan menyegarkan badan. Namanya sarabba, yang wajib dicoba saat berkunjung ke Kota Makassar.

Sarabba selain cocok diminum saat cuaca dingin seperti ini, juga pas untuk menstabilkan stamina. Minuman khas Bugis Makassar mudah untuk di temukan khususnya di Kota Makassar.

Di Jalan Sungai Cerekang salah satunya, yang terletak ditengah kota yang berjarak hanya 2,9 km dari Pantai Losari membuatnya mudah di jangkau, disekitar jalanan tersebut juga banyak pula pertokoan dan perkantoran.

Sepanjang jalan tersebut anda akan disambut dengan deretan sarabba dan di padukan dengan gorengan (Sanggara’) diantanya Pisang Goreng (Sanggara’ Unti), Sukun (Bakara) maupun Ubi Goreng (Sanggara’ Lame).

Sarabba minuman yang mirip dengan wedang jahe di Jawa Tengah, menjadi salah satu obat tradisional yang banyak dikonsumsi masyarakat saat masuk angin atau ketika tenggorokan sedikit serak.

Perlu diketahui komposisi sarabba, didalamnya ada campuran rempah-rempah yang khas yaitu jahe, gula merah, merica dan santan.

Rasanya hangat pedas manis yang langsung terasa hangat di mulut dan tenggorokan. Aromanya yang khas lebih menggugah selera.

Saat malam hari adalah waktu yang tepat untuk minum sarabba sebab suhu udara yang dingin, dapat di hangatkan dengan segelas sarabba.

Sebagian masyarakat khususnya masyarakat Kota Makassar mengkonsumsi sarabba untuk mengembalikannya stamina yang kurang fit atau lelah sehabis pulang kerja.

Selain itu sarabba dipercaya mampu mengusir flu, menghangatkan badan dan tenggorokan, serta meredakan masuk angin.

Khasiat itu dapat dirasakan karena tidak lain dari campuran yang kaya akan rempah-rempah.

Menurut Halijah yang akrab disapa dengan Daeng Ijah salah seorang pedagang sarabba mengatakan banyak yang mencari saat musim hujan.

“Disini ada 3 varian rasa sarabba yaitu sarabba komplit campuran telur dan susu harganya 15 ribu terus ada juga yang original harganya 10 ribu, ada juga sarabba dicampur susu harganya itu 12 ribu,”ungkapnya.

Untuk proses pembuatan sarabba cukup mudah yaitu gula merah direbus mendidih hingga larut, kemudian dimasukkan jahe dan merica lalu masak hingga 10 sampai 20 menit sampai aroma jahenya tercium, kemudian kecilkan apinya dan masukkan santan kental sambil di aduk terus secara perlahan dan yang terakhir tuangkan air jahe lalu hidangkan selagi hangat.

Namun dari beberapa penjual sarabba ada yang menambahkan kuning telur dan susu, dan kembali ke selera masing-masing.

Sementara itu Daeng Ijah kurang lebih 4 tahun berjualan sarabba mengungkapkan omsetnya perhari bisa mencapai 1 juta rupiah dan paling rendah 300 ribu rupiah.

Kini sarabba sudah dikenal luas bahkan ada beberapa hotel di Kota Makassar memasukkan sarabba kedalam salah satu menunya. Sarabba saat ini juga sudah tersedia dalam bentuk kemasan, bubuk instan dan botol.

 

Related posts

Ketua KPU Bondowoso Lantik 115 PPK untuk Pilkada 2024

Ketua DPC PKB Bondowoso Mengaku Belum Kantongi ” Ijin Tertulis ” Bacabup Pilkada 2024

“Semalam di Desa Kretek” Cara Pemkab Bondowoso Dekatkan Layanan bagi Masyarakat