Hal Penting Terkait Pertemuan Jokowi dengan PA 212

JAKARTA – Persatuan Alumni 212 lahir dari aksi 2 Desember 2016 yang dianggap sebagai kelompok berseberangan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mengingat, aksi yang membuat Monas dan Jalan Thamrin jadi lautan manusia itu berakar dari tuntutan agar Jokowi, kala itu tak mengintervensi kasus pidana yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Tapi tensi itu rupanya telah turun. Jokowi dan PA 212 melakukan pertemuan tertutup di salah satu masjid di Bogor, Jawa Barat, Minggu 22 April 2018. Jokowi mengatakan pertemuan tersebut sebagai jalan menjalin tali silaturahim antara ulama dan amaroh (pemimpin). Sedangkan pihak PA 212 mengatakan pertemuan itu dijadikan ruang menyampaikan soal kriminalisasi ulama yang terjadi selama ini.

Lalu apa saja hal yang harus diketahui terkait pertemuan Jokowi dengan PA 212 tersebut? Berikut rangkumannya:

1. Hampir Setiap Hari Bertemu Ulama

Jokowi mengaku bertemu dengan para ulama hampir setiap hari. Bahkan, kata dia, pemerintah sering mengundang pemuka agama untuk bersilaturahmi di Istana. Pertemuan itu, kata Jokowi, baik lewat kunjungan ke pondok pesantren maupun langsung mengundang ulama datang ke Istana.

“Hampir setiap hari hampir setiap Minggu,” kata Jokowi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu 25 April 2018.

Kepala Negara mengatakan, pertemuan dengan para pentolan PA 212 itu dilakukan hanya untuk bersilaturahmi guna menjaga keutuhan dan persatuan antara ulama dan umaroh (pemerintah). Sebab, bila ulama dan umaroh bergandengan tangan, maka negara akan kuat.

2. Bocornya Foto Pertemuan Tertutup

Ketua Tim 11 Ulama Alumni 212 Misbahul Anam mengatakan, pihaknya menyesalkan bocornya foto pertemuan tertutup antara pihaknya dengan Jokowi. Kebocoran informasi itu ditengarai disengaja untuk mengadu domba Presiden dan ulama serta umat Islam.

PA 212, kata dia, meminta pihak Istana untuk mengusut tuntas bocornya foto dan berita pertemuan itu.

3. Curhat soal Kriminalisasi Ulama

Hal utama yang disampaikan oleh Tim 11 tersebut kepada Jokowi adalah soal kriminalisasi ulama. Misbahul mengatakan, pertemuan itu bertujuan untuk menyampaikan informasi akurat terkait dengan kasus-kasus kriminalisasi tersebut.

Sekaligus, PA 212 juga meminta agar Presiden mengambil kebijakan menghentikan kriminalisasi ulama dan aktivis 212 serta mengembalikan hak-hak para ulama.

“Kita hadir untuk menyampaikan berbagai harapan terkait masalah kriminalisasi ulama dan aktivis 212, secara lugas dan apa adanya, kepada presiden, bahkan termasuk dalam kategori yang disebut dalam hadits Nabi SAW,” jelasnya.

4. Arahan Habib Rizieq

Dewan Penasehat Ikatan PA 212, Eggi Sudjana mengatakan pertemuan tersebut merupakan arahan dari Habib Rizieq Sihab.

Rizieq, kata Eggi menagih janji Presiden agar tidak mengkriminalisasi ulama termasuk menghentikan semua perkara yang menyangkut ulama.

“Kalau arahan dari Habib Rizieq yang saya baca pertemuan itu ada izin Beliau (Habib Rizieq). Dengan pengertian perintah dari Habib Rizieq tagih janji presiden. Apa janji Presiden? Jangan lagi mengkriminalisasi ulama, jadi di Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) kan semua kasus yang ada,” tutur Eggi di Gedung DPR, Senayan, Rabu, (25/4).

5. Sudah Harmonis dengan Jokowi

Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko menganggap pertemuan Jokowi dengan PA 212 sebagai hal yang tak perlu dihebohkan. Menurutnya, selama ini Jokowi tak pernah meletakkan sebuah kelompok sebagai oposan. Pertemuan tersebut juga menurutnya berlangsung dengan harmonis.

Related posts

Ketua KPU Bondowoso Lantik 115 PPK untuk Pilkada 2024

Ketua DPC PKB Bondowoso Mengaku Belum Kantongi ” Ijin Tertulis ” Bacabup Pilkada 2024

“Semalam di Desa Kretek” Cara Pemkab Bondowoso Dekatkan Layanan bagi Masyarakat