Hadiri Tasyakuran Harjabo ke 204,Bupati : Membangun Bondowoso Harus Diimbangi dengan Usaha Bhatin

Bondowoso – Membangun Bondowoso tidak mudah ,tidak cukup memakai otak dan intelektual, tapi juga harus diimbangi dengan usaha bhatin,

Hal tersebut disampaikan Bupati Bondowoso,KH.Salwa Arifin dalam rangkaian peringatan Hari Jadi Bondowoso (Harjabo) ke-204 yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) pada momen tasyakuran di makam Raden Bagus Asra (RBA) Bupati pertama Bondowoso,Jawa Timur , Selasa (15/08/2023).

Selain itu dikatakan bahwa perayaan Harjabo merupakan agenda penting yang tidak boleh dilupakan.

“Harjabo ini penting bagi kita. Bondowoso sudah berusia 204 tahun. Bayangkan bagaimana perjuangkan Raden Bagus Asra ketika beliau membabat kota ini,” jelasnya.

Pihaknya berharap, peringatan Harjabo bukan hanya dilaksanakan secara seremonial, namun juga bisa mengambil makna dari perjuangan Ki Ronggo.

Menurutnya ,harus bisa mengenal, meneladani dan menghargai jasa pendahulu ,karena diakui tidak mudah membangun Bondowoso.

Diungkapkan, apa yang telah dilakukan oleh Raden Bagus Asra dalam bertirakat sangatlah benar.

“Karena tujuannya untuk dipermudah urusannya oleh Allah SWT dalam membangun Bondowoso,” katanya.

Supriadi,mewakili keluarga besar RBA Ki Ronggo, mengucapkan terimakasih atas terselenggaranya acara tersebut.

“Saya mewakili keluarga besar Raden Bagus Asra Ki Ronggo satu Bondowoso mengucapkan terimakasih yang tiada batas kepada para hadirin yang hadir memenuhi undangan panitia Harjabo yang ke-204,” jelasnya.

Dipaparkan ,sebenarnya Harjabo jatuh pada tanggal 17/08/1819. Dia juga menyampaikan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menghargai jasa pahlawan dan leluhurnya.

“Oleh karena itu sekali lagi saya ucapkan terimakasih kepada bapak dan ibu semua yang hadir pada hari ini,” ungkapnya.

Supriyadi mengatakan bahwa kisah perjuangan RBA Ki Ronggo saat membabat Bondowoso. “Pada tanggal 17 Agustus, sebelum ada makam, disini adalah tempat tirakatnya Raden Bagus Asra. Di makam ada bantal dari batu,” paparnya.

Tirakat yang dilakukannya adalah dengan puasa selama 40 hari. Setelah 40 hari Raden Bagus Asra mendapatkan petunjuk bahwa Harjabo diminta dilaksanakan pada hari ibadah orang Islam sehari semalam.

“Ibadahnya orang Islam yang wajib sehari semalam adalah 17 raka’at dan turunnya Al Qur’an bertepatan dengan 17 Ramadhan. Waktu itu persis bertepatan dengan bulan Agustus. Jadi diambillah kesimpulan Harjabo jatuh pada tanggal 17 Agustus 1819,” pungkasnya.

Acara tersebut dihadiri oleh Ketua MUI, KH Asy’ari Fasha, LC, Ketua DPRD, H. Ahmad Dhafir, SH, Keluarga Besar Bupati Bondowoso pertama, Tokoh agama Forkompinda dan pimpinan OPD. (dex)

Related posts

Ketua KPU Bondowoso Lantik 115 PPK untuk Pilkada 2024

Ketua DPC PKB Bondowoso Mengaku Belum Kantongi ” Ijin Tertulis ” Bacabup Pilkada 2024

“Semalam di Desa Kretek” Cara Pemkab Bondowoso Dekatkan Layanan bagi Masyarakat