4 Fakta Dibalik Peristiwa Gempa Bumi di Lombok NTB

GEMPA bumi berkekuatan 7,0 skala richter mengguncang Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan sekitarnya pada Minggu 5 Agustus 2018. Bencana alam tersebut menyebabkan puluhan warga meninggal dunia dan ratusan orang luka-luka akibat tertimbun reruntuhan bangunan.
Gempa itu disebut sebagai gempa utama setelah beberapa rangkaian gempa terjadi di Lombok NTB, pada 29 Juli 2018 dengan kekuatan 6,4 skala richter.

Berikut fakta-fakta yang terungkap terkait gempa bumi di Lombok, NTB berdasarkan data  

1. Gempa susulan terus terjadi
Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat hingga Senin 6 Agustus 2018 pukul 23.00 WITA tercatat sudah ada sebanyak 199 kali gempa bumi susulan yang terjadi pasca gempa berkekuatan 7 skala richter. Namun begitu, gempa susulan tersebut terhitung kecil dan tidak menimbulkan tsunami.

2. Banyak warga terjebak dalam masjid
Gempa dengan kekuatan 7 skala richter tersebut juga menyebabkan masjid di Desa Lading-lading, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, NTB ambruk. Bahkan banyak warga yang sedang menunaikan salat Isyak yang terjebak dalam masjid tersebut. Petugas telah mengerahkan alat berat untuk mengevakuasi warga tersebut.
3. Konferensi Internasional anti-terorisme batal digelar
 Acara pertemuan Indonesia-Australia Ministerial Council Meeting (MCM) on Law and Security dan Sub Regional Meeting On Counter Terrorisme (SRM ON CT) yang rencana akan digelar di Lombok, NTB terpaksa ditunda sampai waktu yang belum ditetapkan akibat peristiwa gempa tersebut.
Bahkan pemerintah Indonesia mempersilakan delegasi dari negara peserta untuk pulang ke negara masing-masing. Pasalnya, Saat gempa terjadi, para delegasi yang sedang mengikuti acara makan malam di Hotel Astoria, Lombok, turun melalui tangga darurat.

4. Info hoak berseliweran
Pasca-gempa isu tsunami khususnya di Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno terus bertebaran sehingga membuat masyarakat panik. Badan Nasional Penanggulangan Bencana memastikan pesan berantai itu hoak. Masyarakat diminta tetap tenang dan terus memperhatikan informas resmi yang dikeluarkan oleh BNPB maupun BMKG.

Related posts

Ketua KPU Bondowoso Lantik 115 PPK untuk Pilkada 2024

Ketua DPC PKB Bondowoso Mengaku Belum Kantongi ” Ijin Tertulis ” Bacabup Pilkada 2024

“Semalam di Desa Kretek” Cara Pemkab Bondowoso Dekatkan Layanan bagi Masyarakat