Beranda Kesehatan Dinkes Tetap Waspada Meski Dua Bulan Terakhir Angka DBD di Bondowoso Menurun

Dinkes Tetap Waspada Meski Dua Bulan Terakhir Angka DBD di Bondowoso Menurun

0
IMG-20250408-WA0090

 

Bondowoso , Programer Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (P2PTVZ) Dinas Kesehatan (Dinkes) Bondowoso, Haris Ahmadi mengatakan bahwa angka kasus penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) turun selama dua bulan terakhir.

Kendati demikian Dinkes mencatat,bahwa daerah perbatasan menjadi penyumbang terbanyak kasus DBD tahun ini.

Screenshot_20250408-225940

” Sangat berhubungan dengan geografis ya. Kita sudah cross check ke teman-teman Situbondo. Situbondo naik. Ternyata, di Bondowoso yang berbatasan dengan Situbondo, yang dulunya sedikit sekarang tinggi,” jelasnya,Senin 1/03/2021.

Betapa tidak Kecamatan Cermee yang berbatasan antara Bondowoso -Situbondo menjadi daerah tertinggi bersama dengan Kecamatan Prajekan, Klabang dan Tapen. Bahkan jumlah DBD di sana mengalahkan kawasan kota dengan 16 kasus atau naik 10 kasus dibanding tahun lalu.

Dikatakan total penderita DBD sepanjang 2020 sebanyak 91 kasus. Tahun ini, selama dua bulan terakhir turun menjadi 63 kasus.

Menurutnya pada Januari 2020 terdapat 34 kasus. Kemudian naik pada bulan berikutnya menjadi 57 kasus. Adapun Januari 2021, penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti tersebut sebanyak 48 kasus. Bulan berikutnya, angkanya turun menjadi 15 kasus.

1744129950993

” Tidak hanya di tempat-tempat lembab namun di hampir semua daerah beresiko terserang DBD. Terutama di tempat-tempat yang tergenang air seperti ember bekas, wadah asah pisau dan lain sebagainya,” paparnya.

Meski disebutnya turun, Dinkes tetap berupaya untuk menekan angka kasus DBD. Yakni dengan melaksanakan program Grebek Jentik secara bergilir tiap hari. Hal itu untuk memotivasi masyarakat bahwa jentik nyamuk berbahaya dan bisa menyebabkan demam berdarah.

Selama belajar daring, para siswa diimbau untuk menggunakan anti nyamuk. Karena di masa pandemi Covid-19, anak-anak banyak menghabiskan waktu di dalam rumah.

” Bagi orang tua, diwaspadai untuk menjadikan Jumantik (Juru Pemantau Jentik) di rumah masing-masing. Kalau ada jentik ya dibuang,” harpanya.

Ia juga mengimbau jika terdapat barang-barang bekas yang tidak terpakai hendaknya dibuang atau dimanfaatkan kembali agar tidak menjadi sarang nyamuk yang bisa menyebabkan angka DPD naik.

Hijau Organik Ilustratif Poster Promosi UMKM Toko Sayuran