BONDOWOSO- Bupati Bondowoso KH . Salwa Arifin melantik dua Direktur Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Yakni, April Ariesta Bhirawa dilantik sebagai Direktur PDAM. Dan Joko Nugroho sebagai Direktur PT. Bondowoso Gemilang (Bogem) Kamis,26/12/2019 di ruang Paringgitan Pendopo Bupati.
Bupati melalui Sekretaris Daerah Syaifullah, usai menghadiri pelantikan mengatakan, bahwa ke dua direktur tersebut telah mengikuti open bidding yang dengan uji kompetensi terbuka.
“Timnya independent, dan hasilnya juga kita berikan dulu ke Pak Bupati. Dan Pak Bupati pun mengambil sesuai nilai. Karena ada tiga tahap kan, uji psikotes, tertulisnya makalah, setelah itu test di Ijen View. Dan saya punya keyakinan, ujiannya sangat transparan yang di Ijen View itu,”tegasnya.
Dikatakan Sekda sebagaimana disampaikan oleh Bupati kepada direktur PDAM diingatkan bahwa di Bondowoso baru ada 15 persen yang menggunakan air bersih.
“Karena itu Direktur PDAM dipacu oleh Pak Bupati, bagaimana sampai 40-60 persen,” harapnya.
Mengingat kata Sekda bahwa peluang untuk meningkatkan penggunaan air bersih masyarakat ada.
Sedangkan untuk Direktur PT.Bogem kata Sekda diharapkan segera melakukan langkah-langkah strategis untuk melakukan program-program bisnis.
“PT. Bogem kalau bergerak cepat, insyallah bisa menurut saya,” katanya.
Selain itu Bogem diminta untuk segera membuat simbiosis mutualisme terhadap 18 ton kopi yang belum terjual.
“Yang jadi persoalan sekarang ini, Bogem ini ada 18 ton disimpan saat ini,” ungkapnya.
Joko Nugroho, Direktur PT. Bogem, menerangkan, core business dari perusahaan ini adalah kopi, agribisnis, dan peternakan.
Dimana untuk kopi, pihaknya akan beli jadi, beli basah kepada petani. Kemudian, Bogem disebutnya juga akan main di beras organik.
“Kita akan bermitra dengan PDAM untuk distributor penjualan air ijen water,”janjinya.
Terkait dengan masih adanya 18 ton kopi, pihaknya berencana akan melakukan ekspor. Mengingat, Abu Dhabi siap menampung.
“Kita kan masih punya stock yang 18 ton. Ini insyallah Abu Dhabi yang siap untuk menampung. Dan kita masih mendapatkan profit dari situasi yang memang agak sulit, karena menurunnya harga kopi. Ekspor pasti. Karena untuk meningkatkan harga jual petani, yakni satu-satunya untuk mengangkat yang tidak merugikan, kita harus membeli dengan harga pantas, jual dengan harga pantas,”katanya.
Posisi Bogem menurutnya sebagai jembatan antara kepentingan petani, peternak dan kepentingan pemerintah sebagai pengayom masyarakat.
” Intinya kita membantu membeli dengan harga pantas, kemudian kita kemas, dan kita jual. Jadi kita semacam jembatan juga induk dari proses bisnis di level petani dan peternak,”tukasnya







