Beranda Lensa Nusantara 149 Barista Beradu Ketangkasan di Festival Kopi Nusantara Ke-4 Bondowoso

149 Barista Beradu Ketangkasan di Festival Kopi Nusantara Ke-4 Bondowoso

IMG-20250408-WA0090

 
Bondowoso – Yusianto, salah seorang juri dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Indonesia menerangkan bahwa pada kali ini Festival Kopi Nusantara (FKN) yang dilombakan ini pertama adalah ini fisik stie jadi manual boeing ,tapi kususnya owner break untuk fisik saja
“Setelah kita lakukan beberapa seleksi di Jember ini  50 peserta latte art hari ini, itu membuat hiasan pada kopi , tentunya perlu latihan- latihan ,karena kopi nanti dicampur susu tapi tidak sekedar  dicampur , namun sebelum diminum harus ada gambar dengan ketentuan tertentu mulai dari yang paling sederhana ,kemudian tulip dan lain sebagainya,” jelasnya.
Menurutnya nanti ada 54 peserta yaitu lomba kopi spesial – spesial itu artinya kopi dari Bondowoso yang punya cita rasa spesial  , kemarin ada 60 peserta namun ada yang datang terlambat ,jadi tidak jadi kita ikutkan lomba,’ tegasnya.
Dijelaskan bahwa para barista tersebut akan meracik kopi Robusta sementara separuhnya Arabika   dan terpilih 6 terbaik sebagai adu ketangkasan.
“6 Terbaik ,kemudian kita bawa ke sini, nah ini nanti kita nilai lagi,untuk menentukan juara, adapun kriteria penilaiannya sendiri  nanti battle detail itu pertandingan antara 3 orang ini babak penyisihan,  kemudian nanti atau besok kita lanjutkan dengan bapak semi final  dan final juga masih better seperti ini tiga tiga kemudian nanti ada babak final dia istilahnya harus presentasi ,presentasi tentang hobinya bagaimana ya cara penyajiannya ,kayak apa campurannya apa ,dia pakai beberapa ,” ungkapnya.
Sementara itu peserta roasting  dan peserta brewing pada babak penyisihan barista-barista tersebut hanya diberi bahan kopi arabika. Karena, kategorinya hedonik yakni kesukaan para juri. Tapi juri di sini harus memposisikan diri bahwa mereka mencicipi kopi arabika.
Berikutnya adalah kategori blending. Para juri harus memosisikan dalam pikirannya bahwa dia sedang menguji kopi yang blending. Bukan kopi arabika maupun kopi robusta. Bagaimana komposisi blending-nya ini sesuai. “Perbedaan cita rasa yang dihasilkan oleh para barista di kompetisi ini bukan hanya asal kopinya. Tapi juga karena, tingkat granding-nya, perbandingan antara air dan kopi, suhu airnya, termasuk lama ekstraksinya,” pungkasnya.

Yusianto, salah seorang juri dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Indonesia

1744129950993