Bondowoso , tapalkudamedia.com Internasional mencatat tonggak sejarah pertanian di Kabupaten Bondowoso . Program Botanik (Bondowoso menuju Pertanian Organik) yang sudah dicanangkan mulai tahun 2009 untuk merubah main set berfikir yang semula memupuk tanaman tetapi sekarang harus memupuk tanah. Konsep ini sesuai dengan road map pertanian organik di kabupaten Bondowoso harus utuh dari hulu sampai hilir ( sumber air, agro input, sistem berusaha tani maupun pengolahan hasil).
Setelah mendapatkan Sertifikat LeSOS (Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman) yang bertaraf nasional Desa Lombok Kulon Kecamatan Wonosari Wilayah Balai Penyuluhan Gunung Anyar Kabupaten Bondowoso yang tergabung di Gapoktan Al-Barokah kini kembali diakui dalam skala internasional dengan diperolehnya strifikat Control Union.
Nahkoda Dknas Pertanian Bondowoso H.Munandar, Sp.Mp melalui ketika dikonfirmasi menyampaikan ,” Ini adalah hasil tekad pemerintah bersama para petani di kabupaten Bondowoso untuk mewujudkan program Botanik, dan merupakan road map kegiatan pertanian organic yang telah dicanangkan oleh Bupati Bondowoso kini sudah membuahkan hasil diakui dalam skala Internasionalm” jelasnya.
Sosialisasi tentang penggunaan pupuk organik menurut Munandar selalu dilakukan berkesinambungan baik tentang pengunaan pupuk organik, penggunaan pestisida nabati, agensia hayati pupuk organic cair (POC). dan implementasi produksi pertanian organic dalam bentuk cluster dan yang memenuhi syarat baik lahan, kelembagaan, sistem pengairan dan fasilitasnya .
“Salah satu tujuan dari program Botanik ini adalah Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pertanian dan pendapatan petani. Dimana dalam hal ini, produksi padi organik yang dikelola oleh petani mengalami peningkatan pesat. Rata-rata produktivitas padi saat ini berkisar 5,7 Ton/ha. Sedangkan, Dari hasil ubinan di beberapa tempat yang sudah menggunakan pupuk organik dengan varietas hibrida mencapai rata-rata 10 ton/ ha. Sehingga petani ada peluang untuk meningkatkan kualitas dan kuantitasproduktivitas padinya sekitar 4,3 ton atau sekitar 75 persen per hektarnya,” ungkapnya, Rabu (28/03/2018)
Bahkan dibeberapa wilayah tertentu, aku Munandar Bondowoso memiliki potensi untuk dijadikan cluster pertanian organik murni.
Dengan menjaga kualitas pasokan air irigasi yang masuk ke lahan, membersihkan lahan dari sisa-sisa bahan kimia (detoksifikasi), dan menstandarisasi proses produksi, serta mensertifikasi produk yang dihasilkan pada lembaga sertifikasi yang berkompeten.
“Bahkan, secara pararel fasilitasi jaringan pasar oleh pemerintah daerah dilakukan, agar produk organik yang telah dihasilkan oleh para petani mendapat harga yang layak sesuai standart harga produk organik,” tukasnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, dinas pertanian Bondowoso bersama kelompok tani Desa Lombok Kulon Kecamatan Wonosari mendaftar ke lembaga Control Union untuk mendapatkan Sertifikat produk skala internasional .
Kadis Pertanian ini juga mengatakan bahwa mendapat sertifikasi produk ini diperoleh dengan lahan seluas 22,96 Ha. “Dari 22,96 dinyatakan lulus sertifikasi Control Union .
” Alhamdulilkah kita bisa mewujudkan ,Sesuai amanat Perda nomor 7 tahun 2013 tentang APBD, Peraturan Bupati Nomor: 57 Tahun 2009, yang diperbarui dengan Peraturan Bupati Nomor: 12 tahun 2012 tentang Gerakan Bondowoso Pertanian Organik dan kini setelah menunggu selama setahun , kita bisa dapatkan Control Union yang merupakan sertifikasi produk bertaraf internasional ,” pungkasnya.(rif)
