Bondowoso – Bondowoso hingga saat ini masih masuk kategori sebagai kabupaten termiskin dan tertinggal, Kelas Inspirasi merupakan salah satu strategi dalam meningkatkan pendidikan di Bondowoso.Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Bondowoso H.Irwan Bachtiar Rahmat, saat meresmikan Kelas Inspirasi yang diselenggarakan di SDN Negeri Glingseran I Kecamatan Wringin, Kamis (7/3/2019).
“Ada banyak indikator yang menjadi penyebab mengapa sampai saat ini kita berada diposisi tetinggal. Salah satunya yakni masih rendahnya angka rata-rata lama sekolah, yang masih berkisar 5,5 tahun. Ini menunjukkan bahwa banyak warga Bondowoso yang tidak lulus SD,”jelasnya.
Menurut wabup kondisi ini sangat berpengaruh terhadap beberapa permasalahan Bondowoso yang lain, seperti tingginya kemiskinan, tingginya Kematian Bayi (AKB), angka harapan hidup masih rendah, dan tingginya angka pernikahan dini.
“Banyak warga Bondowoso yang tidak lulus SD. Ini yang menjadi akar permasalahan, kenapa Bondowoso selama 10 tahun masih masuk kategori kabupaten termiskin, karena kebodohan itu dekat dengan kemiskinan,” tegasnya.
Oleh karena itu Wabup sangat mengapresiasi, keberadaan KMG dengan kelas inspirasi ini menjadi salah satu stimulus bagi warga Bondowoso, untuk semangat meningkatkan pendidikan.Terlebih lagi, yang bergerak di KMG ini merupakan anak muda asli Bondowoso yang telah menempuh pendidikan di berbagai universitas di luar kota. Tentu ini sangat menginspirasi sekali.
“Saya berharap, nanti pemuda pemudi di desa-desa lain juga bisa terinspirasi dan bisa membentuk kegiatan serupa dalam memotivasi generasi milenial di desa, agar mau menempuh pendidikan setinggi mungkin,” harapnya.
Dengan KMG kata Wabup,diharapkan bisa menginspirasi semua pemuda-pemudi karena merupakan bagian dari strategi untuk mengangkat angka rata-rata lama sekolah.
Wabup juga menjelaskan , dalam anggaran DD 2019 ini, ia menyupport Rp 10 juta, supaya dikembangkan, dan bagaimana mengajarkan untuk mengembangkan dana tersebut.
Sementara itu, Kepala Desa Glingseran, Sulaedi menjelaskan, bahwa KMG ini murni untuk memajukan pendidikan di wilayahnya.
“Untuk itulah, saya mendukung kegiatan tersebut dengan mengalokasikan anggaran di Dana Desa hingga Rp 10 juta,” ungkapnya.