Beranda Politik & Pemerintahan Sosialisasi Kostratani oleh Kementerian Pertanian di Rumah Dinas Bupati Situbondo

Sosialisasi Kostratani oleh Kementerian Pertanian di Rumah Dinas Bupati Situbondo

IMG-20250408-WA0090

Situbondo,Sesuai instruksi presiden terkait pertanian, Kementerian Pertanian membentuk Komando Strategi Tani (KOSTRATANI). Ini adalah kegiatan pembangunan pertanian di tingkat kecamatan, yang sebenarnya merupakan optimalisasi peran BPP dan penyuluh.
Hal tersebut disampaikan oleh Atin selaku Inspektur II Kementerian Pertanian di hadapan Bupati Situbondo, H. Dadang Wigiarto, SH, Kemarin bertempat di rumah dinas Bupati.
Menurut Atin lagi, Kostratani
diharapkan dapat menjadi ujung tombak dan komando pertanian di tiap wilayah kecamatan. Menteri Pertanian ingin Kostratani bersama penyuluh mendampingi dan memotivasi para petani dalam menggarap lahan pertaniannya, sehingga menjadi lebih produktif. Hasil pertanian diharapkan meningkat terus secara bertahap dan dalam jangka yang panjang. “Itu untuk penyediaan pangan bagi 260 juta penduduk negara Indonesia, agar tidak impor lagi, justru meningkatkan ekspor, dan meningkatkan kesejahteraan petani sendiri,” pungkas beliau.
Bupati Situbondo, H. Dadang Wigiarto, SH menyatakan Kostratani sejalan dengan program ekonomi kebersamaan Kobessa. Dimana para petani menggarap lahan di satu wilayah secara bersama-sama. Dan melibatkan bidang perikanan dan peternakan sekaligus dalam proses bertaninya. Limbah dari ketiga sektor diolah kembali menjadi berbagai macam. Seperti pakan ternak, pupuk organik, dan lain lain. “Sehingga semakin banyak petani yang bergabung maka biaya produksi dapat ditekan serendah mungkin, dan menghasilkan keuntungan yang berlipat,” ujarnya kemarin.
“Kobessa” (ekonomi kebersamaan) tersebut menjadi jawaban bagi
problem mendasar petani di Situbondo. Diantaranya kesuburan lahan yang terus berkurang, ketergantungan pupuk pabrik semakin besar, pendapatan petani dinilai kurang menggairahkan karena produktivitasnya rendah, serta adanya ijon ijon atau tengkulak yang membuat harga beli gabahnya. Pemerintah daerah berusaha mengatasi hal ini melalui ekonomi kebersamaan.
“Melalui Kobessa petani difasilitasi pemasaran untuk memutus rantai ijon. Dan menyiapkan PT untuk pemasaran petani Situbondo,” jelas beliau.
Beliau menyatakan tidak mudah untuk mengajak warga beralih ke konsep ekonomi kebersamaan. Pola pendekatannya dilakukan melalui pendekatan kultur.
Karena para petani berkeluh kesahnya kepada para kyai. “Cita-cita Situbondo ke depan yaitu Harga pokok beras menjadi Rp 2500,” pungkasnya. (ans)

1744129950993