Beranda Kesehatan Seorang Warga Bondowoso Menderita Leptospirosis, Dinkes dan BBTKLPP Pasang Perangkap Tikus

Seorang Warga Bondowoso Menderita Leptospirosis, Dinkes dan BBTKLPP Pasang Perangkap Tikus

0
IMG-20250408-WA0090

 

BONDOWOSO – dr,M.Imron Kepala Dinas Kesehatan Bondowoso mengatakan bahwa pihaknya bersama Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Provinsi Jawa Timur memasang puluhan perangkap tikus .

Hal tersebut dilakukan menyusul adanya seorang warga Bondowoso terpapar penyakit yang ditulari oleh kotoran atau kencing hewan yang terinfeksi bakteri. Penyakit itu disebut Leptospirosis.

Screenshot_20250408-225940

Warga berinsial S (52) merupakan warga Kelurahan Tamansari, Kecamatan Bondowoso selain di lingkungan rumah penderita Leptospirosis termasuk juga di sawah tempatnya bekerja. Bahkan hingga di rumah-rumah warga sekitar penderita.
” pemasangan jebakan ini untuk memeriksa langsung dugaan hewan tikus yang menjadi penyebab penderita Leptospirosis.

“Pemasangan jebakan itu hingga dua hari kedepan. Apabila besok tikusnya tertangkap dalam jebakan. Nantinya akan dibawa ke laboratorium BBTKLPP di Surabaya untuk dilakukan pembedahan. Diambil organ ginjalnya dan diteliti,” jelasnya.

Dikatakan ada sekitar 50 jebakan yang dipasang. 15 di antaranya dipasang di sawah dan sisanya di sekitar rumah warga di lingkungan penderita.

“Setiap perangkap dipasangi umpan, sebuah potongan kelapa yang sebelumnya sudah dibakar terlebih dahulu,” imbuhnya.

1744129950993

Dijelaskan bahwa sekarang ini kondisi pasien sudah kembali ke rumah tiga hari lalu. Tapi kondisinya masih lemah, karena dirinya juga ada penyakit lainnya di tenggorokan dan saluran pernafasan

Senada Fransisca Susilastuti, perwakilan dari BBTKLPP, mengatakan, nantinya tikus itu bila sudah tertangkap akan dibedah untuk diambil ginjalnya. Kemudian, akan diobservasi apakah benar ada bakteri Leptospira.

“Kalau ada yang positif dari si tikus, berarti menguatkan dugaan tikus di lingkungan ini mengandung bakteri tersebut. Tentu akan kami ambil beberapa ekor tikus, tidak satu tikus,” lanjut dia.

Menurutnya manakala hasil observasi menunjukkan tikus terinfeksi bakteri. Maka, pihaknya pun menyarankan, agar ada pembersihan lingkungan dengan gaya hidup bersih. Juga terus memasang jebakan tikus, agar membasmi tikus.

“Tapi di Indonesia memang sebagian besar di tikus. Untuk sementara ini fokus kami di hewan tikus dulu,” pungkasnya.

Hijau Organik Ilustratif Poster Promosi UMKM Toko Sayuran